Peningkatan Kualitas Rumput Laut Tingkatkan Devisa

Jakarta| Jurnal Asia
Kementerian Kelautan dan Pe­rikanan berupaya terus me­ning­­katkan kualitas rumput laut se­­bagai salah satu komoditas ung­­gulan sektor kelautan dan pe­r­ikanan di berbagai daerah guna meningkatkan devisa Indo­nesia.

“Kualitas dan kuantitas produksi rumput laut akan selalu kita tingkatkan dan mendukung laut sebagai halaman depan kita, sebagai masa depan kita dan sebagai sumber devisa untuk menggerakkan perekonomian bangsa,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (26/11).

Berdasarkan data KKP, produksi rumput laut pada tahun 2014 mencapai 10,23 juta ton, sedangkan target produksi pada tahun 2015 diharapkan mencapai sebesar 10,6 juta ton.
Pada tahun 2016, target produksi rumput laut nasional juga ditargetkan dapat mencapai 11,1 juta ton.

“Ini akan dapat di capai dengan meningkatkan kua­litas bibit rumput laut dan mengem­bangkan lahan budi daya baru di kawasan yang memiliki potensi pengembangan rumput laut,” kata Slamet.
Ia memaparkan, salah satu upaya yang terus didorong pemerintah untuk meng­embang­kan budi daya rumput laut ini adalah pengembangan bibit kultur jaringan yang akan terus dikembangkan karena memiliki keunggulan baik dari segi kandungan karaginan maupun pertumbuhan yang lebih cepat.

Budidaya rumput laut, ujar dia, ke depannya akan dikembangkan di pulau-pulau terpencil dan juga di daerah perbatasan. Sebelumnya, KKP mengang­garkan sebanyak Rp300 miliar untuk pengembangan komoditas rumput laut di berbagai daerah di Tanah Air. “Anggaran ini mencakup pengembangan bibit unggul rumput laut, sarana budidaya dan pengawalan teknologi budidaya rumput laut,” kata Slamet Soebjakto.

Untuk itu, ujar dia, antara lain akan difokuskan kepada beragam kegiatan seperti bibit rumput laut kultur jaringan hasil kerja sama KKP dan SEAMEO Biotrop yang dinilai memiliki keunggulan baik dari segi kandungan karaginan maupun pertumbuhan yang lebih cepat. Terkait dengan tata ruang pe­sisir dan kawasan laut, lanjut Sla­met Soebjakto, pengem­ba­ngan budi daya rumput laut di arah­kan ke wilayah Indonesia Timur.

“Pengelolaan budi daya rumput laut juga akan ber­da­sarkan pengembangan ka­wa­san. Se­hingga selain mudah di­­kon­trol, budi daya rumput laut akan da­pat dikembangkan secara ber­­ke­lanjutan dan berbasis pada eko­sistem,” katanya.

Ia memaparkan, wilayah Indo­nesia Timur, seperti Su­la­wesi Selatan, Sulawesi Teng­gara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali, me­­rupakan wilayah dengan po­tensi yang cukup besar untuk dikem­bangkan menjadi sentra budi daya laut. Sedangkan ke depan, lanjut­nya, wilayah tersebut juga akan dikembangkan menjadi kawasan industri rumput laut, yang terin­tegrasi dari hulu sampai hilir.
(ant)

Close Ads X
Close Ads X