Pengumuman Capres Tak Mampu Dongkrak Rupiah

Petugas menghitung uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang Bank BTN, Jakarta, Jumat (20/7). Pada perdagangan Jumat 20 Juli 2018 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sempat menyentuh Rp14.545 per dolar Amerika, namun akhirnya ditutup pada level Rp14.495. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc/18.

Jakarta | Jurnal Asia

Pengumuman pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan berlaga pada Pemilihan Presiden 2019 tak mampu dongkrak pergerakan nilai tukar rupiah.

Terbukti Jumat (10/8), sehari setelah calon presiden mengumumkan nama wakil presiden mereka, rupiah justru tersungkur ke level Rp14.435 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi tersebut melemah jika dibandingkan sesi penutupan Kamis (9/8) yang berada di level Rp14.416 per dolar.

Pelemahan tidak hanya dialami mata uang garuda. Di kawasan Asia, rupiah melemah bersama won Korea Selatan yang ringsek 0,69 persen, peso Filipina yang melemah 0,19 persen, ringgit Malaysia yang melemah 0,11 persen.

Penguatan dialami oleh dolar Singapura dan yen Jepang. Kedua mata uang tersebut masing-masing menguat 0,09 persen dan 0,15 persen.

Sementara mata uang maju bergerak variasi. Dolar Kanada menguat 0,01 persen, euro Eropa 0,03 persen, poundsterling Inggris 0,03 persen, dan rubel Rusia 0,09 persen. Namun, dolar Australia dan franc Swiss melemah, masing-masing 0,07 persen dan 0,02 persen.

Kendati melemah, Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan rupiah masih berpotensi menguat di akhir pekan.

“Pergerakan rupiah memang kerap seperti ini, dibuka melemah, namun berhasil menguat di akhir perdagangan,” katanya, Jumat (10/10).

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah berpotensi menguat karena terdorong ditandatanganinya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perlakuan Pajak dan Penerimaan Pajak Bukan Pajak (PNBP) di Bidang Pertambangan Mineral.

“Juga dipengaruhi perpanjangan perjanjian swaps antara Indonesia dan Australia untuk mengurangi ketergantungan dolar AS hingga harapan akan pasangan capres-cawapres yang akan diterima pelaku pasar,” katanya.

Reza memperkirakan rupiah akan menguat ke kisaran Rp14.400-14.415 per dolar AS.
Senada dikatakan analis Valbury Asia Futures Lukman Leong. Dia menilai sentimen Pilpres 2019 dianggapnya tak mampu menahan rupiah di zona hijau. Meski, ada tensi tinggi momen pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).

“Rasanya ini lebih perngaruh ke pasar modal, tapi untuk rupiah, tekanannya dari eksternal,” ungkapnya
Lukman menilai pergerakan rupiah pasca seharu pengumuman lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen luar negeri, yaitu penguatan dolar AS akibat komunikasi AS-Turki yang tak menghasilkan jalan keluar.

Hal ini membuat investor banyak yang melepas lira, mata uang Turki dan membuat nilai tukar lira terperosok jauh, sehingga dolar AS menguat.

“Ini mempengaruhi negara lain, khususnya Eropa, karena Turki dianggap dekat dengan kawasan Eropa dan dikhawatirkan berdampak ke kawasan itu,” katanya.
(cnn|swm)

Close Ads X
Close Ads X