Pengangguran di AS Meningkat Akibat Corona, Bursa Saham Masih Menguat

IHSG dan Rupiah ditutup menguat.Ist

Medan | Jurnal Asia 
Setelah sempat masuk ke dua zona, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu ditutup menguat di level 4,531,68 atau naik sebesar 1.5%. Penguatan IHSG terjadi saat sejumlah indeks futures di AS mengalami kenaikan.

Menjelang penutupan, indeks futures di AS naik sekitar 1.8%. Kenaikan indeks futures tersebut mendorong optimisme pelaku pasar yang mengakibatkan terjadinya pembalikan arah dari IHSG itu sendiri.

Baca juga : Tembak Mati, Presiden Filipina Tidak Mentolelir Pelanggar Karantina

Kinerja indeks bursa saham pada hari ini, Kamis (2/4/2020) juga terdorong antusias pelaku pasar terkait dengan mulai berjalannya roda perekonomian di China. Sementara itu, mata uang rupiah juga sedikit membaik dibandingkan kinerja terburuk dalam sehariannya.

Rupiah sempat melemah di level 16.555 per US Dolar, namun di pukul 3 sore Rupiah mampu diperdagangkan di level 16.495 per US Dolar. 

Pada 2 April 2020, AS akan kembali mengumumkan jumlah klaim pengangguran. Sejauh ini jumlahnya diperkirakan mengalami kenaikan dari 3.2 juta jiwa menjadi 3.7 juta jiwa.

“Kenaikan jumlah klaim pengangguran AS akan menjadi salah satu motor yang menggerakan bursa AS saat dibuka,” kata Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin.

Klaim pengangguran di AS pada tanggal 21 Maret 2020 mengalami kenaikan yang dramatis. Dari sebelumnya sebanyak 282 ribu, diperkan terakhir Maret angkanya melonjak menjadi 3,2 jutaan dan saat ini diperkirakan akan naik lagi menjadi 3,7 jutaan.

Sementara itu, pelaku pasar masih terus dihantui rasa takut dari kemungkinan memburuknya jumlah pasien yang terjangkit corona, setelah AS terus melaporkan kenaikan angka yang sangat tajam baik dari sisi pasien pengidap dan angka kematiannya. Sehingga data klaim pengangguran AS tidak akan menguasai pengaruh pada indeks Dow Jones.

Di sisi lain, AS tetap menjadi tolak ukur bursa global sekalipun tengah direpotkan dengan penyebaran corona.

Namun, pelaku pasar sebenarnya masih mendapat angin segar dari kebijakan stimulus AS maupun negara lain termasuk Indonesia yang disepakati baru-barui ini.

“Setidaknya stimulus yang digelontorkan oleh masing masing negara menjadi bumper dari kejatuhan indeks saham yang lebih parah,” pungkasnya.(nty)

 

Close Ads X
Close Ads X