Pemerintah Dikejar Target Selesaikan Proyek Infrastruktur

Suasana pembangunan proyek Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi IIB di Jalan Soleh Iskandar, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/10). Pengerjaan jalan layang sepanjang 2,65 kilometer yang menghubungkan Kedung Badak- Yasmin itu kini pengerjaannya sudah mencapai 54 persen dan ditargetkan selesai pada bulan Maret 2018. ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya/aww/17.

Jakarta – Waktu yang dimiliki pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), tak lagi banyak tersisa. Sejumlah proyek infrastruktur yang dijanjikan pada masa-masa kampanye pun menanti untuk diselesaikan.

Dari sekian banyak proyek infrastruktur, konektivitas antar wilayah melalui pembangunan jalan dan jembatan merupakan prioritas.

Dalam kurun waktu 2015-2017, tak kurang dari 2.623 kilometer jalan yang telah dibangun. Capaian ini cukup baik, mengingat pemerintah menargetkan pembangunan jalan dalam rentang 2015-2019 mencapai 2.650 kilometer.

“Ini kebanyakan jalan perbatasan di Kalimantan, di Papua. Perbatasan sekitar 2.000 kilometer. Juga di perbatasan NTT di Pulau Timor,” kata Kepala Badan Litbang Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Jakarta, Selasa (17/10).

Capaian serupa juga ditunjukkan pada pembangunan jembatan, yang dalam kurun waktu 2015-2017 sudah mencapai 25.149 meter. Padahal, target yang hendak dicapai hingga 2019 mendatang yaitu 29.859 meter.

Sementara itu, untuk pembangunan jalan tol, Jokowi menargetkan pembangunan mencapai 1.000 kilometer dalam kurun waktu lima tahun. Namun, pemerintah optimistis realisasi pembangunan jalan tol akan melebihi ekspektasi.

Sampai akhir tahun 2017 saja, ditargetkan pembangunan mencapai 568 kilometer. Sementara, hingga akhir 2019 mendatang diperkirakan pembangunan jalan tol bisa sepanjang 1.852 kilometer.

Meski banyak capaian yang telah diraih pemerintah, namun ada sejumlah pekerjaan rumah yang menanti untuk diselesaikan. Misalnya, realisasi program sejuta rumah per tahun, baik dalam hal pembiayaan maupun penyediaan perumahan.

Hingga akhir tahun 2017, diperkirakan realisasi program itu masih akan melenceng dari target. Dalam kurun waktu tiga tahun, bila mengacu pada program, semestinya pemerintah telah menyelesaikan pembangunan tiga juta unit rumah.

Nyatanya, Danis memperkirakan, hingga akhir tahun 2017 diperkirakan baru 2,2 juta unit rumah yang akan terbangun.”Ini akan tercapai Insya Allah 74 persen (sampai akhir 2017),” kata Danis.

Demikian pula dalam hal ketahanan air dan pangan. Pemerintah menargetkan jaringan irigasi yang terbangun dalam kurun waktu lima tahun mencapai satu juta hektar. Nyatanya, sampai saat ini baru 529.335 hektar atau 52,9 persen yang telah terealisasi.

Sementara itu, target air baku sebesar 67,52 meter kubik/detik, saat ini baru tercapai 17,52 meter kubik/detik.Realisasi yang masih jauh juga terlihat pada pembangunan sarana prasarana pengendali daya rusak. Targetnya, pemerintah membangun sarpras sepanjang 3.620 kilometer dalam lima tahun, namun saat ini baru 832 kilometer yang tercapai.

“Sementara pembangunan ben­dungan, sampai saat ini masih sesuai rencana. Diharapkan sampai saat ini selesai 9, dan akhir 2019 diharapkan 29 bendungan selesai dan 36 yang akan berjalan terus ke tahun berikutnya,” papar dia.

Untuk pengembangan infrastruktur pemukiman, dari target 34.319 liter per detik pembangunan sistem pengelolaan air minum (SPAM), saat ini baru tercapai 16.117 liter per detik.

Sedangkan untuk pembangunan ka­wa­san pemukiman dari target 38.431 hektar, baru tercapai 6.763 hektar. Adapun untuk sanitasi dan persampahan, ditargetkan 12,1 juta kepala keluarga akan terselesaikan. Namun, realisasi saat ini baru mencapai 7,71 juta.

Sekadar informasi, masa pe­me­rin­tahan Jokowi-JK akan berakhir pada 2019 mendatang. Namun, diperkirakan masa efektif pemerintahan Kabinet Kerja di bawah kepemimpinan politisi PDI Perjuangan itu hanya sampai 2018.Akankah Jokowi merampungkan seluruh pekerjaan rumahnya (kc)

Tinggalkan Balasan

Close Ads X
Close Ads X