Pekanbaru Tingkatkan Populasi Sapi

Seorang peternak memberi makan sapi untuk kurban di daerah Rumbai, Pekanbaru, Riau, Senin (1/9). Data Dinas Peternakan dan Pertanian Provins Riau menyebutkan kebutuhan hewan kurban untuk Idul Adha di Riau tahun ini mencapai 23.000 ekor, dimana 3.000 ekor diantaranya dipasok dari daerah lain seperti Sumatera Barat, Lampung dan Sumatera Utara. ANTARA FOTO/FB Anggoro/Asf/pd/14.

Pekanbaru – Dinas Pertanian dan Pe­ternakan Kota Pekanbaru be­rupaya meningkatkan populasi ternak sapi dengan cara in­seminasi buatan melalui Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).

“Target kita 900 ekor sapi di Kota Pekanbaru bunting pada 2017 ini,” kata Kepala Di­nas Pertanian dan Peternakan Pe­kan­baru El Syabrina di Pekanbaru, Rabu (1/2).

Dia menjelaskan pro­gram tersebut telah dilakukan da­lam beberapa bulan terak­­hir sebagai upaya mendukung upa­­ya pemerintah mewujud­kan swasembada daging sapi yang diluncurkan Presiden Joko Widodo.

Dia menjelaskan program kawin suntik Upsus Siwab se­cara gratis itu merupakan pro­gram pemerintah pusat guna meningkatkan kualitas dan me­ngoptimalkan pemanfaatan po­tensi sapi indukan untuk dapat terus menghasilkan pedet (anak sapi).

Dalam program kawin suntik tersebut terdapat beberapa jenis sperma sapi dari pejantan unggul, sedangkan keunggulan menggunakan inseminasi buatan bisa mendapatkan keturunan yang bagus dan sehat karena bibit sperma diperoleh dari sapi pejantan unggul yang telah memenuhi persyaratan.

Berdasarkan data terakhir jumlah sapi di Pekanbaru 7.388 ekor, terdiri atas 1.470 betina dan 5.913 jantan. Kepala Bidang Peternakan Distanak Pekanbaru Firdaus menjelaskan proses inseminasi buatan hingga kini berjalan lancar.

Program Upsus Siwab, ka­tanya, secara bertahap, yakni pertama sapi betina produkti harus diperiksa kondisinya dulu apakah dalam keadaan bunting atau tidak.

Jika dipastikan tidak bunting, katanya, maka layak untuk dilakukan IB. Namun, katanya, sapi betina yang dapat dilakukan IB harus dalam kondisi birahi atau jika belum birahi, harus disuntikan hormon untuk merangsang hal itu terjadi.

“Selang waktu 28 hari setelah terjadi birahi buatan maka dila­kukan pengecekan kembali atas sapi betina apakah sudah masuki masa kawin,” tuturnya.

Ia mengatakan setelah sapi bunting maka butuh waktu 8-9 bulan baru dilahirkan.

“Kalau proses bunting gagal maka Distanak akan melakukan IB lagi demikian hingga berhasil,” katanya.
(ant)

Close Ads X
Close Ads X