Pekan Ini, 20 Ribu Ton Beras Impor Masuk Sumut

Pekerja beraktivitas di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/1). Pemerintah bakal mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton guna menambah pasokan beras nasional yang kini hanya tersisa dibawah satu juta ton beras sementara menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB negara seperti Indonesia harus mempunyai cadangan beras nasional berkisar 1,1 juta hingga 1,8 juta ton. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/18.

Jakarta – Sebanyak 20 ribu beras ton asal Thailand dijadwalkan bakal masuk ke Sumatera Utara (Sumut) melalui Pelabuhan Belawan pada 17 Februari 2018 mendatang.

“Dari rencana 34.000 ton jatah Sumut, akan segera masuk 20.000 ton,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut Alwin di Medan, Senin (12/2).

Adapun sisanya menurut Alwin, belum dipastikan kapan akan masuk melalui Pelabuhan Belawan. Alwin menjelaskan, beras dari Thailand itu nantinya akan langsung dibongkar dari kapal dan disimpan di gudang Bulog, Sumut.

Kepala Bulog Divisi Regional 1 Sumut Benhur Ngkaimi mnjelaskan, beras impor yang masuk melalui Pelabuhan Belawan itu akan menjadi cadangan stok gudang Bulog. Stok beras Bulog menurut dia, harus aman, seiring aktifnya Bulog melakukan operasi pasar.

Operasi pasar bertujuan mengembalikan kestabilan harga beras di Sumut pada kisaran Rp9.500 hingga Rp10.000 per kg. Dari hasil pantauan Disperindag Sumut, harga beras rata-rata di wilayah tersebut pada pekan ini masih di kisaran Rp11.217 per kg.

Jaga Harga Gabah

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, bakal menjaga pendapatan petani saat memasuki musim panen. Hal tersebut akan dilakukan dengan menjaga harga gabah kering petani tak berada dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan sebesar Rp3.700 per kilogramnya.

“Intinya, kami menjaga petani agar harga jangan di bawah HPP. Kami juga membentuk tim sergap di daerah sentral produksi,”ujar Amran

Saat ini, menurut Amran, panen padi sudah hampir menyeluruh di semua wilayah penghasil beras. Ia juga telah mengunjungi langsung sejumlah sentra produksi beras, seperti Garut, Sukabumi, dan Pati.

Seiring panen tersebut, menurut dia, harga gabah kering petani saat ini sudah mengalami penurunan sebesar 25 persen hingga 30 persen. Ia mencontohkan, harga gabah kering petani di Pati yang saat ini sudah berada di kisaran Rp3.900 hingga Rp4.000 per kilogram.

Padahal, sebelumnya, rata-rata harga gabah kering petani bisa mencapai Rp6.500 per kilogram. Penurunan harga gabah tersebut pun diharapan dapat menurunkan harga beras yang melonjak cukup tajam sejak bulan lalu.

“Harusnya linear (harga gabah dan beras), harusnya (harga beras turun) 25 sampai dengan 30 persen. Jadi apa yang harus dilakukan? Membenahi rantai pasok,” imbuh Amran.

Pemerintah sebelumnya menyatakan akan mengimpor beras khusus dari Thailand demi menjaga stok dan menurunkan harga beras yang melonjak di pasaran.

Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, rata-rata harga beras medium nasional sudah mencapai Rp12.100 per kilogram per 8 Januari 2018. Angka ini meningkat cukup signifikan dibanding bulan sebelumnya yakni Rp11.950 per kilogram.

(cnn|swm)

Close Ads X
Close Ads X