Pasar Lesu, Harga Karet Kembali Turun

Petani mengumpulkan getah karet seusai dipanen di Nagari Muaro Bodi, Sijunjung, Sumatera Barat, Minggu (12/3). Petani menyatakan harga getah karet yang diijualnya kepada pengumpul turun dari sekitar Rp10 ribu per kilogram menjadi Rp8.500 per kilogram, menyusul intensitas hujan yang masih tinggi di daerah itu. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww/17.

Medan – Membaiknya harga karet di kalangan petani yang sempat menyentuh level Rp10-Rp11 ribu per kilogram memberikan harapan baru bagi petani karet. Namun, kondisi ini tidak bertahan lama sebab Rabu (29/3) harga karet kembali turun menjadi Rp7.000 per kg.

Petani asal Padang Lawas Utara (Paluta) Syamsudin Siregar mengatakan, padahal pada Selasa (28/3) harga getah karet masih di angka Rp9.000 per kg. Dengan demikian dalam sehari harga karet turun sekitar Rp2.000 per kg menjadi Rp7.000 per kg.

“Petani karet mengeluhkan harga tersebut karena terbilang murah. Kalau alasan turun katanya masih banyak stok dan harga karet masih turun,” katanya, Rabu (29/3).

Memang, lanjutnya, harga jual karet petani ke pabrik pernah tinggi dikisaran Rp10-Rp11 ribu per kg. Harga tersebut bisa dibilang membuat para petani sedikit bergairah untuk menderes karet sebab harga ini sudah bisa mengimbangi biaya produksi dari petani.

“Harapan kita, pemerintah dapat kembali mempertahankan harga karet. Minimal bisa kembali di level Rp11 ribu per kg,” ucapnya.

Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah mengatakan, harga karet sempat membaik dari sebelumnya yang hanya Rp5.000 per kg menjadi Rp10.500 per kg. Peningkatan harga karet hingga di tingkat petani ini mendongkrak produksi.

Dia merinci, pada Januari 2017, produksi karet Sumut mencapai 41.987 ton dan pada Februari 2017 36.804 ton.

Jumlah ini lebih besar dari periode yang sama pada tahun lalu yakni Januari 2016 34.465 ton dan Februari 2017 40.176 ton.

“Seiring harga bagus, para petani kembali ke kebun untuk menderes. Sekarang, harga kembali turun karena pasar global sedang turun, harga minyak mentah dunia terus melemah dan saat ini harga TSR 20 dikisaran USD1,8 per kg,” tandasnya.

Terkait kinerja, lanjut Edy, Gapkindo mencatat kinerja ekspor terus membaik pada awal tahun ini. Pada periode Januari-Februari 2017, total ekspor karet Sumut telah mencapai 76.329 ton atau lebih baik dari perode yang sama pada 2016, 71.347 ton.

“Ekspor tersebut meningkat 6,98 persen. Penyebab utama membaiknya kinerja tersebut yakni peningkatan permintaan dari negara-negara tujuan utama, terutama Tiongkok. Kami ini berharap terus terjadi sepanjang tahun ini,” tandasnya.

Gapkindo Sumut mem­per­kirakan jika kondisi permintaan dari negara tujuan ekspor dan harga karet terus menguat, dapat mendongkrak produksi di Sumut 3 persen sepanjang tahun ini. (netty)

Close Ads X
Close Ads X