Nilai Ekspor Biji Pinang Sumut Turun 35 Persen

Medan | Jurnal Asia
Berkurangnya permintaan biji pinang dari negara buyer khususnya India berimbas kepada penurunan nilai ekspor. Di Januari hingga Maret 2014, nilai ekspor biji pinang Sumatera Utara (Sumut) menurun 35,5 persen menjadi USD1,93 juta dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya sebesar USD3,90 juta. Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Subdis Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, Fitra Kurnia menjelaskan, pada periode Januari hingga Maret 2013 sekitar 14,465 juta ton dengan nilai USD3,090 juta dolar. Dibandingkan periode yang sama tahun ini yang mengalami penurunan menjadi 2,160 juta ton atau senilai USD1,999 juta. “Menurunnya volume dan nilai ekspor komoditas biji pinang ini bukan hanya disebabkan permintaan yang sedikit. Tetapi juga melemahnya harga jual yang disebabkan dampak krisis global,” katanya, Minggu (20/4). Fitra memprediksikan, penurunan ekspor paling besar terjadi di India. Diduga, karena importir negara India memasok dari Thailand yang merupakan salah satu negara pesaing pinang Indonesia. Negara tujuan ekspor biji pinang Sumut, lanjutnya, ke Pakistan, Bangladesh, Thailand dan Srilanka. Biji pinang itu merupakan bahan baku untuk industri farmasi, tekstil dan bahkan produk makanan ataupun minuman. Sementara itu, seorang pedagang pinang di Deliserdang, Sugito mengatakan, memang permintaan pinang ke beberapa negara tujuan ekspor mengalami penurunan. Ini dikarenakan, permintaan di pasar internasional sepi dan harga tren menurun. “Harga jual biji pinang bervariasi tergantung kualitas seperti besar atau sedang dan kecil, kekeringan buah hingga dalam keadaan utuh atau pecah. Padahal mencari pinang semakin susah karena tanamannya juga tidak banyak lagi karena masyarakat mulai malas bertanam pinang,” pungkasnya. (Netty Guslina)

Close Ads X
Close Ads X