Mengelola Sampah Jadi Produk Bernilai Ekonomis

Tas : Humas Bank Sampah Induk Sicanang, Yasra sedang memamerkan tas yang terbuat dari sampah plastik.Netty

Medan | Jurnal Asia
Sampah dianggap sebagai sesuatu yang tidak berguna bahkan menjijikan. Namun seiring dengan perkembangan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, sampah kini bisa diolah menjadi produk ekonomis yang tinggi.

Seperti yang dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat Bank Sampah Induk Sicanang yang menerapkan gerakan kampanye pengelolaan sampah menjadi produk bernilai ekonomis. Sampai saat ini, ada 230 bank sampah di wilayah Medan dan Deliserdang yang siap menampung sampah dari masyarakat.

Humas Bank Sampah Induk Sicanang, Yasra mengungkapkan, pihaknya menampung sampah organik dan non organik. Seperti sampah plastik, sampah kaca, sampah keras, logam dan lainnya.

“Sampah yang tadinya tidak berguna, kita manfaatkan lagi dan dikelola sesuai kreativitas untuk barang yang bisa dipakai,” katanya di Medan, Rabu (24/4).

Dari 230 bank sampah yang aktif, sedikitnya lebih dari 10 ton sampah yang masuk ke bank sampah Induk Sicanang per bulammya. Untuk sampah, sambungnya, pihaknya membeli Rp2.000 per kg-Rp8.000 per kg sesuai jenisnya.

Dari sampah itu, dipilah mana yang bisa dijadikan produk dan mana yang bisa dijadikan kompos.

“Tidak ada sampah yang tidak bisa dikelola. Dari sampah itu, kami bisa memproduksi sekitar 70 produk yang bernilai jual mulai dari gantungan kunci, tas dan sebagainya,” ujarnya.

Produk yang mereka hasilkan, dijual di sejumlah galeri seperti di mal Palladium Medan dan juga dipamerkan pada kegiatan pameran industri kreatif. Harganya bervariasi, mulai dari Rp5.000-Rp300.000 per item.

Berbicara omset, sambungnya, rata-rata per tahun sekitar Rp1,5 miliar termasuk dari sampah plastik ataupun organik.

“Jadi masyarakat jangan menganggap sepele dengan keberadaan sampah. Karena jika kita kreatif maka sampah tersebut akan menghasilkan uang untuk kita,” pungkasnya.(nty)

Close Ads X
Close Ads X