Medan | Jurnal Asia
Inflasi Sumatera Utara (Sumut) di Mei 2019
terbilang cukup tinggi atau di level 1,19 persen. Hal ini memberikan sinyal agar tetap berhati-hati terhadap harga komoditas di pasar dan diharapkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut segera melakukan langkah-langkah tepat untuk mengendalikan harga.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi mengatakan, di bulan Mei 2019, seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut mengalami inflasi. Di mana, inflasi Sibolga 0,67 persen, inflasi Pematangsiantar 0,67 persen, inflasi Medan 1,33 persen dan Padangsidimpuan sebesar 0,27 persen.
“Jika gabungan empat kota IHK di Sumut maka bulan Mei 2019 ini inflasinya sebesar 1,19 persen,” katanya di kantor BPS Sumut, Senin (10/6).
Suhaimi melanjutkan, dari empat kota IHK tersebut, inflasi tertinggi terjadi di Kota Medan sebesar 1,33 persen. Hal ini dikarenakan sejumlah komoditas di kota ini mengalami peningkatan.
Diantaranya, harga cabai merah naik 32,42 persen, harga bawang putih naik 32,87 persen, harga beras naik 0,95 persen. Kemudian, ayam ras naik 2,9 persen, harga kentang naik 7,81 persen, harga dencis naik 2,33 persen dan upah pembantu rumah tangga naik 1,48 persen.
“Yang cukup memberikan andil untuk inflasi Sumut adalah bahan makanan. Pengaruhnya dari harga komoditas cabai, bawang putih dan ayam ras,” ujarnya.
Ia melanjutkan, inflasi pada Mei 2019 menyebabkan laju inflasi kumulatif (Mei 2019 terhadap Desember 2018) masing-masing kota yakni, Sibolga inflasi 1,34 persen, Pematangsiantar inflasi 1,68 persen, Medan inflasi 2,89 persen dan Padangsidimpuan inflasi 0,89 persen. Dengan begitu, laju inflasi kumulatif gabungan empat kota IHK di Sumut inflasi 2,62 persen.
Dan inflasi bulan Mei 2019 menyebabkan laju inflasi year on year (Mei 2019 terhadap Mei 2018) masing-masing kota yakni, Sibolga inflasi 3,36 persen, Pematangsiantar inflasi 3,17 persen, Medan inflasi 4,45 persen dan Padangsidimpuan inflasi 2,89 persen. Sehingga inflasi YoY gabungan empat kota IHK di Sumut sebesar 4,21 persen.(nty)