Laba LPKR Terkoreksi

Jakarta – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) membukukan laba terkoreksi tipis hingga 2 persen menjadi Rp487,34 miliar dari posisi Rp497,79 miliar.

Koreksi laba emiten bersandi saham LPKR, disebabkan oleh tergerusnya pendapatan Rp4,93 triliun, terkoreksi 3,33 persen dari posisi Rp5,1 triliun.

Dalam keterbukaan informasi, Jumat (6/10), sumber pendapatan LPKR menurun 25 persen year on year dari pendapatan divisi Residential & Urban Development menurun menjadi Rp1,3 triliun, dimana pendapatan dari Townships turun sebesar 41 persen y-o-y menjadi Rp687 miliar. Sementara itu, pendapatan dari Large Scale Integrated Developments naik sebesar 6 persen y-o-y menjadi Rp648 miliar dimana pengakuan pendapatan proyek-proyek dalam tahap konstruksi, seperti Millenium Village, Orange County dan Lippo Thamrin Office telah dibukukan berdasarkan persentase penyelesaian konstruksi

Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya menuturkan, model bisnis perseroan yang seimbang sekali lagi telah menopang total pendapatan ketika permintaan sektor properti melemah selama semester I/2017.

“Di tengah pelemahan sektor properti, kami meluncurkan proyek kota modern terbaru kami, Meikarta di koridor JakartaBotabek-Bandung yang berkembang pesat,” tulisnya dalam keterbukaan informasi.

Pada semester kedua tahun ini, LPKR melihat potensi perkembangan permintaan pada sektor properti. Apalagi, setelah perseroan mengakuisi akuisisi properti terpadu di Pulau Buton oleh First REIT.

Menurutnya, aksi akuisisi tersebut menjadi strategi asset light atau recycling capital LPKR yang akan meningkatkan arus kas serta memperkuat neraca Perusahaan.

Di sisi lain, pendapatan recurring LPKR tumbuh sebesar 8 persen y-o-y menjadi Rp3,6 triliun, atau berkontribusi sebesar 73 persen terhadap total pendapatan LPKR yang didukung oleh pertumbuhan yang kuat dari divisi Healthcare dan Mal.

Pendapatan divisi Healthcare meningkat 8 persen y-o-y menjadi Rp2,8 triliun, dimana keenam rumah sakit mapan memberikan kontribusi sebesar Rp1,3 triliun atau 47 persen dari total. Kunjungan pasien rawat jalan meningkat sebesar 10 persen.

Sepanjang tahun ini, LPKR melalui anak usahanya di bidang pelayanan kesehatan, Siloam, telah mengakuisisi empat rumah sakit dan juga telah membuka empat rumah sakit greenfield, sehingga jumlah rumah sakit di bawah pengelolaan Siloam menjadi 31.

Sumber pendapatan LPKR juga berasal dari pendapatan divisi komersial yang terdiri dari mal ritel & hotel, naik sebesar 5 persen y-o-y menjadi Rp363 miliar. Pendapatan mal naik sebesar 17 persen y-o-y menjadi Rp191 miliar terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri, Baubau dan Jambi .

(bc)

Close Ads X
Close Ads X