Risiko Likuiditas Tantangan Utama Perbankan 2017

Jakarta – Kepala Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sukarela Batunanggar, menjelaskan risiko likuiditas menjadi tantangan utama perbankan di 2017.

Dalam sebuah seminar di Jakarta, Kamis, Sukarela menjelaskan tekanan likuiditas muncul sebagai dampak potensi kenaikan suku bunga Federal antarbank (Fed Funds Rate) dan arus modal keluar.

Selain itu, dia menjelaskan perbankan juga menghadapi kebutuhan dana untuk ekspansi kredit yang lebih besar.

“Perlu disikapi dengan struktur pendanaan yang baik, bisa dengan menerbitkan obligasi,” kata Sukarela.

Sebagaimana diketahui, risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.

Selain itu, Sukarela juga menjelaskan tantangan perbankan lainnya yaitu risiko kredit akibat tren peningkatan rasio kredit bermasalah (NPL) maupun kredit kualitas rendah.

Sukarela juga menyoroti kompetisi antarbank maupun antara bank dan industri keuangan nonbank.

“Ini juga terkait perkembangan fintech dan perlunya regulasi dan pengawasannya,” kata dia.

Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, Sukarela menjelaskan ada beberapa strategi umum yang bisa dilakukan oleh perbankan, terutama dalam kaitan dengan transformasi bisnis, tata kelola, dan kultur.

“Perbankan perlu melakukan pengembangan model bisnis yang berkelanjutan dengan penguatan kapasitas dan kultur organisasi bisnis,” ucap dia.

(ant)

Close Ads X
Close Ads X