BI Dorong BPD Aktif Transaksi Repo

Jakarta – Bank Indonesia mendorong bank-bank pembangunan daerah semakin aktif melakukan transaksi repo agar mampu memperbaiki pengelolaan likuiditas.

“Apabila banyak BPD semakin aktif di transaksi repo maka akan membuat transaksi lebih terjamin dan juga memperbaiki pengelolaan likuiditas oleh BPD,” kata Kepala Departemen Pengembangan Pendalaman Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsah dalam lokakarya “Treasury Solutions for Bank Pembangunan Daerah” di Jakarta, Rabu.

Nanang menyebutkan saat ini terdapat 14 BPD yang aktif melakukan transaksi repo dari 25 BPD yang telah menyetujui “Global Master Repurchase Agremeent” (GMRA). Sebagaimana diketahui, transaksi repo adalah kontrak jual atau beli efek dengan janji beli atau jual kembali pada waktu dan harga yang telah ditetapkan.

Transaksi repo memungkinkan peminjaman uang dengan menyerahkan surat berharga, sehingga bagi pemberi likuiditas akan menetapkan biaya yang lebih murah daripada transaksi PUAB atau pasar uang antarbank yang tidak beragunan.

Nanang menyebutkan transaksi repo per hari berkisar Rp1 triliun hingga Rp3 triliun. “Bahkan transaksi bisa mencapai Rp4,6 triliun pada saat likuiditas agak sedikit ketat,” ucap dia.

Ia berharap BPD mampu menggeser transaksi PUAB yang lebih “insecure” ke transaksi repo yang tenornya lebih panjang.

Selain mendukung stabilitas sistem keuangan, transaksi repo juga meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui “BI 7-Day Repo Rate”.

Nanang menjelaskan transaski repo yang semakin aktif akan membuat transmisi kebijakan moneter lebih efektif dalam memengaruhi suku bunga jangka panjang.

“Sehingga banyak korporasi yang sekarang melakukan ‘funding’ melalui penerbitan obligasi korporasi. Bahkan tahun lalu di atas Rp120 triliun, tertinggi dalam sejarah penerbitan obligasi korporasi di Indonesia,” tuturnya.

(ant)

Close Ads X
Close Ads X