BI Diperkirakan Turunkan Suku Bunga 25 BPS

Jakarta – Chief Economist SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi memperkirakan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate sebanyak satu kali pada tahun ini.

“Kemungkinan bisa turun di April 25 basis poin (bps), karena waktu itu inflasi cenderung rendah,” ujar Eric di Jakarta, Selasa.

Pada April, lanjut Eric, inflasi cenderung rendah karena musim panen. Secara historikal, pemangkasan suku bunga acuan banyak dilakukan pada kuartal kedua yakni pada April atau Mei.

“Kalau tidak turun, (suku bunga acuan BI) ya ‘stay flat’ (tetap). Walaupun turun 25 bps, sebenarnya masih ada ruang karena jarak dengan inflasi masih ada ‘space’,” katanya.

Menurut Eric, rezim suku bunga rendah akan terjadi di banyak negara seperti Jepang, Inggris, Australia, dan Eropa. Kendati demikian, hal tersebut diperkirakan tidak akan berlaku di Amerika Serikat.

Bank Sentral AS The Fed justru diperkirakan akan meningkatkan suku bunga acuannya. Eric memperkirakan Fed Fund Rate akan terus naik pada 2017.

“Fed Fund Rate saat ini 0,75 persen, kami perkirakan akan naik 75 basis poin menjadi 1,5 persen pada tahun ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada pertengahan Desember 2016 lalu, memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,75 persen, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar empat persen dan Lending Facility tetap sebesar 5,5 persen, berlaku efektif sejak 16 Desember 2016.

Kebijakan tersebut diklaim konsisten dengan upaya mengoptimalkan pemulihan ekonomi domestik dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

BI memandang pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya dapat terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik.
(ant)

Close Ads X
Close Ads X