Jakarta – Pengusaha Prancis menjajaki investasi di sektor galangan kapal, perawatan pesawat, dan energi terbarukan di Indonesia. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, reformasi birokrasi dan pelonggaran aturan investasi oleh Indonesia menarik minat perusahaan Prancis berinvestasi di Tanah Air.
“Mereka lebih banyak ingin mengetahui peluang dan kepastian hukum berinvestasi di Indonesia serta kebijakan di sektor industri seperti impor barang,” katanya usai menerima kunjungan 50 pimpinan perusahaan asal Prancis seperti dikutip dari rilis Kementerian Perindustrian, Senin (20/2).
Beberapa perwakilan perusahaan Prancis, paparnya, tertarik berinvestasi di Indonesia di beberapa sektor yang semakin terbuka bagi investor asing setelah pemerintah melakukan perubahan atas daftar negatif investasi.
Menperin memaparkan salah satu perusahaan yang serius menjajaki investasi di Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang galangan kapal. Perusahaan tersebut disarankan untuk mengkaji potensi investasi di kawasan industri Bitung di Sulawesi Utara.
Minat investasi lain juga diungkapkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang industri pesawat terbang, industri manufaktur perkeretaapian, serta industri pembangkit listrik terbarukan. “Airbus saya tawarkan masuk ke industri MRO yang sekarang kita kembangkan di Bintan. Kereta api bisa dengan PT INKA (Persero). Investasi di energi terbarukan, wind farm, mereka tertarik di Kalimantan Selatan,” kata Airlangga.
Menperin mendorong perusahaan-perusahaan asal Prancis masuk ke Indonesia memanfaatkan kawasan-kawasan industri baru yang sekarang sedang dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia.
Perwakilan perusahaan asal Prancis tersebut tergabung dalam Mouvement des Entreprises de France (MEDEF), yaitu kamar dagang dan industri Prancis. Delegasi dipimpin oleh Presiden MEDEF Pierre Gattaz dan didampingi Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean-Charles Berthonnet.
Prancis merupakan investor asal Eropa terbesar ketiga di Indonesia setelah Inggris dan Wiss. Realisasi investasi Prancis di Indonesia mencapai US$352 juta sepanjang 2014–2016.
(bc)