Industri Otomotif Dukung Kebijakan Energi Alternatif

Jakarta | Jurnal Asia
Pelaku industri otomotif menyambut positif kebijakan pemerintah, yang secepatnya akan mendorong penggunaan energi alternatif, termasuk di sektor transportasi.
“Kami siap mendukung, karena kebijakan itu juga searah dengan pengembangan produk yang terus dilakukan pelaku industri otomotif, yaitu mengembangkan kendaraan berbahan bakar alternatif,” kata Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/12).
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, dalam Partnership for Solution Workshop yang diselenggarakan UN-Sustainable Development Solution Network (lembaga di bawah PBB) di Jakarta Rabu lalu menyebutkan, salah satu tantangan pemerintah ke depan adalah menjaga sustainability fiscal atau APBN.
Untuk itu, pemerintah perlu mengurangi biaya subsidi. Salah satu upayanya adalah mendorong pengalihan sumber energi ke gas dan biodiesel yang harganya bisa lebih rendah dan terjangkau masyarakat kebanyakan, sehingga tidak memerlukan subsidi.
Sebagai gambaran, saat ini, harga bahan bakar gas (BBG) tanpa subsidi hanya sekitar Rp4.500 per liter, dibandingkan harga premium dan solar yang sudah mendapat subsisi masing-masing Rp8.500 dan Rp7.500 per liter.
Menurut Warih, kalangan industri otomotif, termasuk Toyota sudah berupaya untuk mengembangkan berbagai teknologi kendaraan yang tidak lagi terlalu tergantung pada bahan bakar fosil, atau premium dan solar. Salah satunya, dengan mengembangkan kendaraan hybrid seperti Toyota Prius yang berhasil terjual di atas lima juta unit di seluruh dunia.
Toyota juga berhasil mengembangkan kendaraan berbahan bakar hydrogen, atau dikenal Fuel Cell Vehicle (FCV) yang siap diluncurkan ke pasar komersial pada 2015 nanti.
“Di Indonesia, Toyota juga tengah mengembangkan kendaraan yang bisa menggunakan bahan bakar gas, atau Compress Natural Gas (CNG) seperti Toyota Limo yang masih dalam bentuk prototype yang pernah kami tampilkan saat pameran MP3I beberapa bulan lalu,” kata Warih.
Lanjutnya, Toyota Indonesia juga dipercaya untuk mengembangkan dan memproduksi mesin ethanol. Mesin ini telah diekspor ke Argentina sebanyak kurang lebih 600 unit per bulan untuk dirakit menjadi kendaraan model Toyota Hilux yang akan dipasarkan di Brazil. “Secara kompetensi dan kesiapan, Toyota Indonesia telah mampu memproduksi produk dengan basis bahan bakar alternatif,” tambah Warih.
Warih mengatakan, pada prinsipnya pelaku industri otomotif, termasuk Toyota, tengah berupaya keras mengembangkan berbagai teknologi yang mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan ramah lingkungan.
“Mengembangkan teknologi kendaraan berbahan bakar alternatif dan ramah lingkungan yang salah satu tujuan utama Toyota dan merupakan bagian dari tanggung jawab untuk menjaga kelestarian bumi ini, termasuk di Indonesia,” katanya. (vv)

Close Ads X
Close Ads X