Indonesia Tujuan Investasi Industri Otomotif

Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto (kedua kiri), Kepala BKPM Thomas Lembong (kedua kanan), Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kiri) dan Chairman of Mitsubishi Motors Corporation and Renault-Nissan Alliance Carlos Ghosn (kanan) meninjau pabrik Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKI) yang baru diresmikan di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4). Pabrik MMKI memiliki kapasitas produksi mencapai 160 ribu unit per tahun dengan model yang akan diproduksi di pabrik tersebut adalah Pajero Sport, Small MPV, dan Colt 300. ANTARA FOTO/BIRO SETPRES-LAILY/pras/17.

Cikarang – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia masih menjadi tujuan investasi sektor industri otomotif, untuk mendukung target produksi nasional pada 2020 sebesar 2,5 juta unit kendaraan.

“Karena di kluster ini ada tiga industri besar, ada Mitsubishi Motors, Suzuki, dan Shanghai Wuling,” kata Airlangga dalam laporannya saat acara peresmian pembangunan pabrik baru PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (PT MMKI) di Cikarang Jawa Barat, Selasa (25/4).

Ia mengatakan, hal tersebut tentunya mengisyaratkan Indonesia adalah tujuan investasi yang tepat bagi sektor automotif dan menjadi momentum yang tepat untuk mendorong pengembangan sektor industri otomotif lebih maju lagi.

Menurut Airlangga, pasar produksi automotif nasional sudah mencapai 1,1 juta dengan jumlah ekspor 200 ribu unit. Sementara untuk pasar kendaraan roda dua mencapai 6,5 juta unit dengan total ekspor sebanyak 228 ribu unit. Selain itu, industri otomotif juga menyerap sekitar 3 juta tenaga kerja di Indonesia.

Airlangga menjelaskan industri automotif menjadi salah satu industri andalan pada kebijakan industri nasional yang juga memberikan nilai besar dalam produk domestik bruto. Pada 2016, industri automotif mencatatkan kontribusi subsektor industri alat angkutan terhadap PDB sektor industri non-migas sebesar 10,47%.

Nilai tersebut menjadi yang terbesar ketiga setelah industri makanan dan minuman (32,84%) dan subsektor industri barang logam komputer, elektronik, optik, dan peralatan listrik (10,71%). “Untuk itulah maka industri otomotif tersebut akan terus didorong sehingga memberikan kontribusi yang semakin besar lagi bagi perekonomian nasional,” jelas Airlangga.

Ia menambahkan pertumbuhan perekonomian nasional di atas 5% menjadi keuntungan tersendiri bagi sektor industri otomotif Indonesia di tengah pelambatan ekonomi global. Sementara itu, PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKI) telah meresmikan pabrik baru di Kawasan Greenland International Center (GCII) Cikarang Pusat Provinsi Jawa Barat.

Menurut keterangan Airlangga, PT MMKI memiliki total investasi sebesar Rp7,5 triliun dengan kapasitas produksi 160 ribu unit/tahun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 3 ribu orang.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meyakini industri otomotif Indonesia akan semakin diminati investor dengan tingkat pertumbuhan mencapai lebih dari 10% per tahun di Tanah Air. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam acara Peresmian Pabrik PT Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKI).

“Dengan pasar seperti itu saya yakin akan lebih banyak investasi otomotif masuk ke Indonesia, karena pasar yang sangat besar dan dengan semakin banyak investasi makin banyak lapangan kerja,” kata Presiden Joko Widodo.

Salah satu contoh nyata yang dapat dilihat ialah dengan komitmen peningkatan investasi oleh Mitsubishi Motors dengan membangun pabrik baru di Indonesia. Pabrik baru tersebut pada akhirnya mampu menyerap sekitar tiga ribu lapangan kerja.

“Ini dapat membuka tiga ribu lapangan kerja. Sekali lagi, tiga ribu lapangan kerja,” ujar Presiden. Untuk itu ia menekankan investor jangan dipersulit mengingat pentingnya investasi yang akan masuk untuk menggerakkan roda perekonomian. Khususnya dalam industri otomotif, semakin banyaknya investasi masuk berarti juga pertumbuhan ekonomi semakin baik.

“Dan juga supaya makin banyak rakyat mendapatkan pekerjaan karena investasi membuka lapangan kerja artinya yang tadinya nganggur bisa bekerja,” tuturnya.

Pada kesempatan itu dilakukan peresmian pabrik PT MMKI yang sampai saat ini mampu membuka 3.000 lapangan kerja. “Indonesia sekarang semakin kompetitif untuk industri automotif. Pertumbuhan industri otomotif di Indonesia rata-rata 10% lebih,” katanya. Meski begitu Presiden menegaskan kemampuan sumber daya manusia (SDM) pendukungnya juga harus dipastikan agar sesuai dengan tuntutan industri.

Sebab menurut dia, hal itu adalah salah satu pilar dalam kebijakan ekonomi yang ditempuh Pemerintah saat ini yaitu dengan pengembangan pendidikan vokasi atau kejuruan. Oleh karena itu kata dia, inilah yang akan terus diupayakan pemerintah ke depannya agar SDM Indonesia benar-benar menguasai bidang pekerjaannya.

“Di sini kita akan menempuh penguatan pendidikan vokasi, ‘vocational school’ dan juga ‘vocational traning’, kewirausahaan, dan pasar tenaga kerja. Pemerintah akan terus mengeluarkan kebijakan yang akan mempertemukan kecocokan kerja ‘link and match’ atau ‘job matching’ antara vokasi dan industri,” ucapnya.

Lebih lanjut, investasi yang diwujudkan dalam pembangunan pabrik baru maupun dalam bentuk lainnya di bidang industri juga memunculkan potensi alih teknologi dan pengetahuan bagi Indonesia. Potensi inilah yang diminta Presiden Joko Widodo untuk betul-betul dimanfaatkan oleh para tenaga kerja Indonesia.

“Saya harap alih teknologi, alih pengetahuannya juga diperhatikan. Terus lakukan pelatihan untuk SDM lokal. Bagus juga bila disiplin yang tinggi dalam budaya kerja SDM-SDM Jepang bisa ditularkan kepada SDM Indonesia. Jangan ragu untuk melibatkan putra-putri Indonesia dalam melahirkan inovasi-inovasi baru. Karena SDM Indonesia itu aslinya pintar-pintar semua,” tutur Kepala Negara.

Presiden juga mengharapkan agar industri automotif mulai meningkatkan pengembangannya untuk pasar ekspor. “Memang pasar lokal, pasar domestik itu besar. Tetapi kita juga memerlukan pasar ekspor sebagai sebuah keseimbangan,” ujarnya.

(okz-ant)

Close Ads X
Close Ads X