Harga Gas di Sumut Turun Per 1 Februari 2017

Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa harga gas untuk industri di Sumatera Utara (Sumut) sudah dipangkas dari sekitar US$ 13,8/MMBtu menjadi US$ 9,95/MMBtu.

Penurunan harga sebesar hampir US$ 4/MMBtu ini dimulai sejak 1 Februari 2017. Diharapkan industri di Medan dan sekitarnya bisa lebih efisien dan berdaya saing karena harga gas lebih murah. “Harga gas sudah turun jadi US$ 9,95/MMBtu untuk Medan dan sekitarnya per 1 Februari 2017,” kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, Selasa (21/2).

Penurunan harga ini terjadi karena ada pemangkasan biaya di hulu, transmisi, dan distribusi. Di hulu, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bersedia menurunkan harga gas dari blok North Sumatera Offshore (NSO) dan PT Pertamina EP menurunkan harga gas dari Pangkalan Susu.

Harga gas dari Blok NSO didiskon dari sebelumnya US$ 8,24/MMBtu menjadi US$ 6,95/MMBtu. Begitu juga gas dari Pangkalan Susu.

Karena harga gas pipa menjadi turun, maka pemerintah menghapus penggunaan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG), yang selama ini diregasifikasi di Arun, bagi industri di Sumatera Utara. Dampaknya, ada pengurangan biaya sebesar US$ 1,65/MMBtu karena tidak perlu proses regasifikasi. “Di hulu kita turunkan atas kebaikannya PHE NSO dan Pertamina EP, kita minta turun,” ucap Wirat.

Selain itu, toll fee pipa transmisi ruas Arun-Belawan dan biaya distribusi juga diturunkan. Dengan begitu, total ada penurunan hampir US$ 4/MMBtu dari hulu, transmisi, dan distribusi. “Dari sisi transmisi kita minta turun, kemudian PGN juga kita minta turun (biaya distribusi),” tutupnya.
(dc)

Close Ads X
Close Ads X