Industri Batik Didorong Agar Mampu Bersaing Dalam MEA

Jakarta – Pemberlakuan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) memberikan peluang perluasan pasar bagi produk-produk unggulan Indonesia, termasuk produk industri batik yang terus berkembang dalam beberapa tahun belakangan ini.

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan pemerintah mendukung perkembangan industri batik Indonesia agar mampu bersaing secara global. Apalagi industri batik yang tersebar di berbagai daerah ini mampu menyerap ratusan ribu pekerja dari hulu sampai hilir.

“Pemberlakukan MEA yang memperlancar  arus barang, jasa, modal serta investasi di kawasan ASEAN menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri batik Indonesia dalam memasarkan produk-produknya,” katanya lewat keterangan tertulis, Selasa (20/9), usai menerima Walikota Pekalongan Achmad Alf Arslan Djunaid.

Hanif mengatakan salah satu cara yang bisa dilakukan agar Indonesia benar-benar meraih kemenangan menghadapi MEA adalah dengan meningkatkan daya saing di berbagai bidang, termasuk bidang kerajinan yang mempunyai seni tinggi seperti batik.

“Dibutuhkan kreativitas, inovasi dan efisiensi produksi agar batik Indonesia tetap memiliki  daya saing dan tetap bisa memikat hati dari pecinta batik sebagai kerajinan khas Indonesia di mata internasional,” ujarnya.

Batik sudah mendapatkan pengakuan dunia pada tanggal 2 Oktober 2009 oleh UNESCO yang mengukuhkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity asal Indonesia. Oleh karena itu, kata Hanif pemerintah mengajak para pelaku indutri batik  terus mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

Apalagi industri batik menyerap puluhan bahkan ratusan ribu tenaga kerja, mulai dari hulu sampai ke hilir. “Dari pengusahanya, UMKM, para pengrajinnya, sampai pada karyawan dan penjualnya, itu menyerap tenaga kerja yang jumlahnya sangat besar.

Namun agar mampu bersaing di pasar dalam negeri dan pasar internasional, industri batik harus mampu memikat masyarakat dan konsumennya dengan produksi yang berkualitas dari tenaga kerja yang terampil dan kompeten,” kata Hanif.

Sementara itu, Walikota Pekalongan, Achmad Alf Arslan Djunaid menyampaikan apresiasi dan meminta dukungan dan perhatian dari pemerintah pusat terhadap perkembangan batik terutama batik Pekalongan yang menjadi salah satu basis batik nusantara.

Selama ini pertumbuhan industri  batik juga ditopang antusiasme masyarakat untuk menggunakan batik, baik dari pegawai pemerintahan, BUMN ataupun swasta serta masyarakat secara luas sehingga meningkatkan permintaan produk batik yang mendorong tumbuhnya industri batik nasional.

Batik asal Pekalongan menjadikan pasar di wilayah Jakarta dan sekitarnya sebagai target utama. Namun dalam menghadapi MEA, diharapkan dukungan pemerintah dalam  pengembangan Batik Pekalongan yang diharapkan bisa memikat pasar negara-negara ASEAN.

Yang perlu diwaspadai adalah persaingan dengan produk produk Malaysia, Tiongkok dan Singapura yang juga telah memproduksi batik cetak secara masal. Selain memperkuat produksi dan mengembangkan dari sisi industri. (bc)

Close Ads X
Close Ads X