Harga CPO Tak Ganggu Produksi Biodiesel

Jakarta | Jurnal Asia
Komisaris Utama PT Wilmar Nabati Indonesia, Master Pa­rulian Tumanggor, mengatakan kenaikan harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah yang mencapai US$ 650 per ton tidak mengkhawatirkan pelaku usaha yang memproduksi biodiesel.

Selain karena subsidi bio­diesel cukup besar, industri juga yakin pemerintah tetap membeli biodiesel sesuai target. Apalagi pada tahun 2016, ada target biodiesel memenuhi 20% campuran solar (B20).

Tumanggor bilang, kenaikan harga CPO dan penurunan harga minyak bumi berdampak pada membengkaknya subsidi yang harus dikeluarkan pe­merintah. Namun, industri tetap optimis pemerintah tidak akan mengurangi pembelian biofuel karena dana untuk subsidi diperkirakan akan terus bertambah dari saat ini sudah mencapai Rp10 triliun.

“Seandainya pun ada pe­ngu­rangan orderan biofuel dari industri, itu kita anggap risiko bisnis saja,” ujar Tumanggor, akhir pekan lalu. Ketua Umum Asosiasi Pro­dusen Biofuels Indonesia (APROBI) Paulus Tjakrawan menambahkan, kenaikan harga CPO berbanding lurus dengan penurunan harga minyak bumi. Namun ia optimis, sampai saat ini dana yang dikumpulkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bisa mengatasi kenaikan haraga CPO dan penurunan harga minyak mentah.

“Tapi kalau pun tidak ada perubhan harga keduanya, yakni CPO dan minyak bumi, maka kami pastikan tidak ada ma­salah sampai akhir tahun,” ujar Paulus. Dengan begitu, Paulus bilang produksi biodiesel akan tetap lanjut seperti yang sudah dirancang sebelumnya pada tahun ini.
(kci)

Close Ads X
Close Ads X