Ekspor CPO Turun 11%

Jakarta | Jurnal Asia
Volume ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya asal Indonesia pada Juni 2013 mengalami penurunan sebesar 11% dibandingkan Mei 2013. Ekspor turun dari 1,82 juta ton menjadi 1,62 juta ton. Penyebabnya karena melemahnya mata uang negara-negara di Asia terhadap dolar AS. Pelemahan ini juga terjadi dengan mata uang India, yang merupakan negara pelanggan produk CPO Indonesia.
“India mengurangi pasokan CPO dan turunannya karena melemahnya mata uang India terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan pembelanjaan luar negeri menjadi mahal sehingga biaya impor CPO juga menjadi tinggi,” kata Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), M. Fadhil Hasan, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/7).
Catatan Gapki, pada Juni ekspor CPO dan turunannya ke India turun 31,5% dibandingkan dengan Mei 2013 atau dari 590,52 ribu ton menjadi 404,52 ton. Penurunan permintaan juga diikuti oleh Tiongkok. Volume ekspor CPO ke Tiongkok tercatat turun sebesar 9% dari 187,72 ribu ton menjadi 170,57 ribu ton.
“Penurunan permintaan dari Tiongkok masih disebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan persediaan CPO di Tiongkok. Penurunan permintaan ini juga diikuti oleh negara-negara Asia lainnya, kecuali Pakistan. Secara fundamental, permintaan CPO global memang masih lemah,” katanya.
Berbeda dengan Asia, justru permintaan CPO dari Amerika dan negara Uni Eropa tercatat meningkat, karena kelangkaan kedelai di Amerika masih berlangsung di Juni.
“Penguatan mata uang Amerika terhadap mata uang negara Asia juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan permintaan karena belanja impor menjadi lebih murah dengan budget yang sama,” katanya.
Ia menyebutkan, kenaikan volume ekspor CPO dan turunannya ke Amerika tercatat sebanyak 23,5% dibanding bulan lalu atau dari 35,5 ribu ton menjadi 43,85 ribu ton.
Sementara volume ekspor ke negara Uni Eropa tercatat meningkat sebesar 36,9% dibanding bulan lalu, atau dari 250,71 ribu ton menjadi 343,27 ribu ton.
Fadhil mengatakan, mengenai harga CPO di pasar dunia, kini masih relatif stagnan. Harga CPO pada Juni hingga pertengahan Juli 2013 berkisar diantara US$ 835-US$ 880 per metrik ton. Kisaran harga ini hanya mengalami kenaikan yang sangat kecil dibandingkan dengan bulan sebelumnya dikisaran US$ 828-US$ 865.
“Pada minggu ketiga Juni 2013 harga CPO tercatat naik di kisaran US$ 870-US$ 880 per ton. Namun kenaikan ini tidak bertahan lama, pada minggu keempat harga kembali tergerus di kisaran US$835-US$855 per ton,” katanya. (dtf)

Close Ads X
Close Ads X