Corona Mewabah, Penginapan di Daerah Wisata Ditutup

Lokasi wisata Ecolodge di Bukit Lawang. Ist

Medan | Jurnal Asia
Angka pasien positif terinfeksi corona (Covid-19) di Sumatera Utara (Sumut) terus bertambah. Upaya menekan penyebaran Covid-19 berdampak pada industri penginapan di sejumlah daerah wisata di daerah ini.

Seperi di kawasan wisata Bukit Lawang misalnya, hampir seluruh penginapan memilih menghentikan kegiatan operasional dan “merumahkan” pegawainya.

Baca Juga : Bandingkan Dengan Korsel, Ridwan Kamil Minta Pemerintah Perbanyak Rapid Test

Manager Ecolodge Bukit Lawang, Bobby Chandra mengatakan, pihak managemen mulai menghentikan kegiatan operasional sejak tanggal 24 Maret 2020 seiring dengan terbitnya Surat Edaran Bupati Langkat yang diperkuat dengan kebijakan Balai Besar TNGL yang menutup kawasan Wisata Taman Nasional Gunung Leuser.

“Tetapi pegawai kami tetap bekerja untuk perawatan bangunan, kebun dan pengamanan,” katanya, Jumat (3/4/2020).

Bobby menyebutkan, hingga saat ini seluruh pegawai yang berjumlah 47 orang masih berstatus karyawan dan menerima hak secara penuh.

“Tapi untuk bulan Mei, kami masih belum tahu keputusan managemen seperti apa,” sebutnya.

Dikatakan Bobby, akibat Covid-19 ini, banyak tamu mancanegara yang membatalkan pesanannya. Di bulan April ini sudah ada pembatal 100 persen, Mei batal hampir 80 persen, sementara bulan Juni masih belum ada pembatalan.

“Tetapi di bulan Juli sudah ada 20 persen yang batalkan pesanan,” jelasnya.

Senada dikatakan pengelola Tangkahan Inn di Desa Tangkahan Langkat, Ika Sitepu. Pihaknya mengaku sudah menutup penginapan sejak dikeluarkannya Surat Edaran Bupati mau pun pengelola TNGL.

“Penutupan tersebut sebagai bentuk dukungan kami lah ini terhadap upaya pemerintah memerangi Corona,” sebutnya.

Dikatakannya, untuk memenuhi kebutuhan hidup selama kegiatan pariwisata berhenti, banyak yang beralih berkebun atau mencari ikan. Yang penting positif dan menghasilkan

Ika menambahkan, dalam kondisi normal, wisatawan yang datang ke Tangkahan mencapai 1500 orang dalam seminggu. Dan untuk saat ini tidak ada sama sekali.

“Kalau sekarang tidak ada wisatawan yang datangg. Kita tunggu sampai aman dan larangan itu dicabut,” ujarnya.(nty)

 

Close Ads X
Close Ads X