BNI Targetkan Dana Murah Capai 60 Persen

Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berupaya mencapai target penghimpunan dana murah mencapai 60 hingga 65 persen dari total dana pihak ketiga pada tahun ini.

Wakil Presiden Direktur BNI, Herry Sidharta mengatakan, rasio dana murah atau current account saving account (CASA) akan terus digenjot dengan memanfaatkan berbagai strategi.

Secara keseluhan, emiten perbankan berkode saham BBNI tersebut menargetkan dapat tumbuh di atas Rp460 triliun hingga akhir tahun ini.

“CASA kita tetap upaya sebesar besarnya dan minimal 58 persen [dari total dana pihak ketiga],” tuturnya, Minggu (2/7).

Herry menambahkan, salah satu strategi yang dilakukan untuk mencapai target komposisi dana murah tersebut adalah dengan meningkatkan transaksi nasabah serta mendorong pengembangan teknologi digital banking.

Dalam bidang digital banking, perseroan memperkenalkan BNI Digination, yakni teknologi untuk membantu percepatan literasi transaksi keuangan secara digital bagi masyarakat Indonesia, terutama mereka yang memiliki akses terbatas kepada lembaga-lembaga keuangan.

Produk-produk digital yang disiapkan BNI antara lain adalah UNIQKU, BNI Kredit Digital (Digital Loan), BNI Vision, BNI e-Collection, BNI Digital Services, hingga Dashboard Bansos.

Adapun produk-produk digital yang ditampilkan perusahaan anak adalah Kredit & Asuransi Mikro Agen46 yang di-support BNI Life, E-SMART dari BNI Securities, dan Hasanah Lifestyle Banking dari BNI Syariah.

Hingga akhir Mei 2017 bank pelat merah ini mencatatkan rasio CASA pada posisi 59,51 persen dibandingkan dengan total DPK. Pada periode yang sama, total DPK mencapai Rp421,94 triliun, tumbuh 21,5 persen secara year on year dari Rp347,26 triliun.

Sementara itu, dari sisi penyaluran kredit, pertumbuhan kredit BNI hingga kuartal I/2017 naik 21,4 persen secara yoy menjadi Rp396,52 triliun.

Pertumbuhan kredit perseroan disokong oleh segmen korporasi, terutama badan usaha milik negara (BUMN). Segmen debitur BUMN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 37,8 persen menjadi Rp79,48 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu.

Lalu, segmen usaha menengah mencatatkan pertumbuhan terbesar kedua setelah tumbuh sebesar 21 persen menjadi Rp63,42 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. (bc)

Close Ads X
Close Ads X