Jakarta | Jurnal Asia
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi Rp 594,8 triliun di tahun ini, atau naik 14,4% dibanding target 2015 yaitu Rp 519 triliun. Dalam menggaet investasi di tahun ini, BKPM akan mengarah pada kontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan mengurangi kesenjangan antar wilayah.
“Investasi tahun 2016 ditargetkan Rp 594,8 triliun berasal dari PMA (penanaman modal asing) sebesar Rp 386,4 triliun, atau naik 12,6% dari PMA tahun lalu. Dari PMDN (penanaman modal dalam negeri) ditargetkan Rp 208,4 triliun, atau naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu. Nilai investasi tersebut ditargetkan dapat menyerap sebanyak 2 juta tenaga kerja,” ungkap Ketua BKPM, Franky Sibarani, ditemui dalam jumpa pers di Gedung Ismail Saleh BKPM, Jakarta, Jumat (8/1).
Franky menjelaskan, ada 5 strategi BKPM untuk mencapai target tersebut, mulai dari meningkatkan layanan perizinan investasi, mengawal realisasi investasi, melakukan pemasaran investasi secara lebih terfokus, meningkatkan iklim investasi, serta memastikan manfaat investasi untuk rakyat.
Investasi di Jawa dengan luar Jawa akan dibuat cenderung seimbang. Investasi di Jawa targetnya Rp 302,6 triliun, atau naik 7,1% dibanding target 2015. Sedangkan target investasi di luar Jawa Rp 292,2 triliun, naik 23,2% dibandingkan target 2015.
Dilihat dari segi sektor, Franky menargetkan, investasi di sektor manufaktur akan memberi kontribusi terbesar. BKPM menargetkan investasi di sektor industri manufaktur mencapai Rp 313,5 triliun, atau naik 17,2 triliun dibanding di 2015. Selain manufaktur, sektor ekstraktif/bahan mentah dan sektor infrastruktur, jasa & perdagangan menjadi 3 sektor utama investasi di 2016.
“Pekerjaan besar tahun 2016 adalah meningkatkan realisasi investasi di industri manufaktur hingga mencapai Rp 313,5 triliun. Dari sektor-sektor ini, yang paling membutuhkan dukungan pemerintah dan BKPM yaitu memfasilitasi investor di industri manufaktur,” ujar Franky.
Sektor ekstraktif atau bahan mentah investasinya ditargetkan Rp 97,6 triliun. Kemudian target investasi sektor infrastruktur, jasa dan perdagangan Rp 183,7 triliun atau naik 10,4% dibandingkan di 2014. (Dtf)