Bermodal Kreativitas, Tas Unik Kombinasi Batik dan Kulit

Jakarta – Tas batik dan tas kulit telah banyak menjamur di pasaran. Namun, pemilik Java Ume, Susi, mengkombinasikan batik dan kulit di dalam satu tas sekaligus. Susi menyebut awal mulanya tetarik berbisnis ini karena melihat potensi batik yang banyak diincar pembeli. Batik yang digunakan adalah batik tulis dari Yogyakarta, Madura, dan Cirebon.

Selain berbahan batik, dia juga membuat tas berbahan kain tenun yang berasal dari Bali, Lom­bok, dan Jepara. Sementara itu, kulit yang digunakan meru­pakan kulit sapi dan domba yang didapat dari supplier di Jakarta. “Awalnya saya sama teman lagi iseng, batik lagi mulai di pakai orang-orang, kita coba tas kulit sudah banyak, pake batik untuk tas juga banyak.

Akhirnya kita mulai kombinasikan mulai dari cari bahannya dan pengrajinnya akhirnya dapat di Jakarta,” kata Susi di pameran Indocraft 2016, JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (9/12).
Ia mulai merintis usahanya dengan satu temannya dengan modal Rp 20 juta pada tahun 2015 lalu. Saat itu pro­duknya didaftarkan di Ke­men­terian Hukum dan HAM untuk mendapatkan paten HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Tujuannya, agar produknya dapat masuk menjadi supplier di Debenhams departement store Kemang Village.

“Modal awalnya nggak banyak sekitar Rp 20 jutaan, kita mulai masuk Debenham, waktu itu kita pikir kita seriusi mulai register brand-nya ke HKI karena untuk masuk Debenham harus izin perdagangan berlabel Indonesia waktu itu bulan Februari 2016,” ujar Susi.

Namun, karena Kemang Village tutup, produknya masih menjadi waiting list di Debenham cabang lain. Meski begitu, Susi tetap berusaha memasarkan produknya ke hotel bintang lima seperti Hotel Fairmont dan Hotel Grand Melia.

“Akhirnya kita coba lagi ke tempat lain, akhirnya coba di Hotel Fairmont Senayan Jakarta dan Grand Melia Kuningan kita coba segmen menengah ke atas karena yang punya butik itu cuma sedikit,” imbuhnya.
(dtf)

Close Ads X
Close Ads X