Jakarta – Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Joseph Pesik memaparkan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam mendorong perkembangan ekonomi kreatif nasional.
“Di bidang riset tantangannya adalah bagaimana menciptakan manajemen data yang efektif yang bisa digunakan untuk kepentingan semua sektor kreatif,” katanya dalam diskusi “Startup Revolution” di Jakarta, Kamis.
Tantangan lain yang cukup mendapat sorotan, yakni akses permodalan. “Startup” atau perusahaan rintisan, menurut dia, memang kesulitan meraih akses permodalan untuk mengembangkan bisnis.
“Lalu, sisi infrastruktur, tantangannya juga besar. Tidak hanya infrastruktur fisik, tapi juga infrastruktur ‘platform’ atau yang berbasis teknologi,” jelasnya.
Tantangan selanjutnya, lanjut Ricky, yakni pemasaran yang harus diperbaharui untuk membawa ekonomi kreatif Indonesia bisa bersaing di pasar global.
“Kemudian tantangan lainnya adalah mengenai perlindungan hak kekayaan intelektual,” ujarnya.
Tantangan terakhir, adalah perlunya integrasi dan koordinasi antara lembaga kementerian dan lembaga lantaran sejumlah aspek yang diurus Bekraf juga terhubung dengan kementerian/lembaga lain.
“Anda datang ke Kementerian Koperasi dan UKM misalnya, itu ada industri kreatif. Ke Kementerian Komunikasi dan Informatika juga ada. Di Kementerian Pemuda dan Olaharaga juga ada, jadi memang perlu dikoordinasikan dan diintegrasikan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ricky mengatakan upaya mendorong lahirnya ide berbasis solusi digital harus terus dilakukan. Terlebih, Indonesia mendapat dukungan bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif yang tinggi.
Potensi itu semakin besar dengan luasnya Indonesia sehingga ide-ide baru akan lebih bervariasi.
“Peluang hadirnya ide baru berbasis teknologi digital itu sumbernya dari ujung barat ke ujung timur. Ini yang harus didorong terus,” tegasnya.
(ant)