Medan | Jurnal Asia
Bank masih mengandalkan sektor deposito untuk menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) di tengah masih adanya dampak melemahnya ekonomi baik secara nasional maupun di Sumatera Utara (Sumut) saat ini. Kontribusi deposito mencapai 46,64 persen atau senilai Rp86,03 triliun.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), himpunan DPK perbankan di Sumut tercatat hanya sebesar Rp184,43 triliun per Januari 2016 atau naik 3,83 persen dibandingkan Januari 2015. Namun mengalami penurunan 0,62 persen dibanding bulan sebelumnya (mtm) yang tercatat sebesar Rp185,58 triliun.
Dari dana yang berhasil dihimpun, deposito masih mendominasi sebesar 46,64 persen atau senilai Rp86,03 triliun. Angka tersebut mengalami penurunan 0,1 persen dibanding Januari 2015 namun naik 2,41 persen dibanding Desember 2015. Sementara dana tabungan yang bisa dihimpun perbankan mencapai angka Rp70,05 triliun atau 37,98 persen dari total DPK.
Angka ini naik 5,49 persen dibanding Januari tahun lalu namun turun 4,51 persen dibanding Desember 2015. Sementara dana dalam bentuk giro hanya sebesar Rp28,35 triliun atau 15,75 persen dari total DPK.
Pimpinan BI Wilayah Sumut, Difi A Johansyah mengatakan, melambatnya ekonomi nasional, termasuk di Sumut dalam beberapa tahun terakhir menyebabkan industri perbankan masih kesulitan menghimpun DPK.
Selain karena faktor perlambatan ekonomi, masih seretnya himpunan DPK pada awal tahun juga dipengaruhi oleh efek akhir tahun yang masih terasa. Dari tiga produk yang ada diantaranya, deposito, tabungan dan giro, hanya deposito yang bisa diandalkan bank untuk menyerap dana dari masyarakat, karena suku bunga yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan giro dan tabungan.
Suku bunga deposito perbankan di Sumut rata-rata sebesar 6,84 persen sedangkan tabungan dan giro masing-masing hanya sebesar 1,96 persen dan 2,16 persen. “Dengan bunga deposito setinggi itu tentu masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan dananya ke produk tersebut,” katanya, Minggu (13/3).
BI memperkirakan, kata Difi, serapan DPK hingga akhir tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sebab, perekonomian tahun ini akan semakin membaik sehingga akan berdampak pada penghimpunan DPK. “Tapi hingga akhir tahun ini penyerapan DPK pasti akan lebih baik mengikuti membaiknya perekonomian,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, perekonomian yang lesu membuat kemampuan masyarakat untuk menyisihkan sebagian uangnya dalam bentuk simpanan menurun.
Kondisi ini semakin diperparah dengan harga komoditas yang terus terpuruk sehingga pendapatan sebagian besar masyarakat cenderung menurun. “Mulai awal tahun hingga menjelang lebaran sepertinya masih akan sulit mendongkrak pertumbuhan DPK dengan signifikan.
Sebab, banyak pihak yang lebih menggunakan uang untuk berproduksi khususnya industri biasanya pada awal tahun akan lebih banyak menggunakan uang untuk memasok barang guna mengantisipasi perayaaan keagamaan. Harapan perbankan hanya dari proyek-proyek pemerintah yang jika sudah berjalan maka perekonomian bergerak sehingga serapan DPK bisa lebih baik,” tukasnya.
(netty)