Walau Musim Hujan, Jokowi Minta Harga Gabah Tak Anjlok

Masyarakat menanam jagung di lahan milik Perhutani di Desa Cendoro, Dawar Blandong, Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (12/12). Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto tahun ini menyiapkan lahan pertanian untuk masyarakat sekitar hutan seluas 10.091,1 Ha di lingkup wilayah Kabupaten Mojokerto, Lamongan dan Jombang, untuk mendukung program Kedaulatan Pangan. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/foc/15.

Jakarta – Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri terkait telah membahas upaya penyerapan produksi gabah petani untuk menstabilkan harga komoditas tersebut yang kian menurun.

“Berita baiknya adalah bahwa biasanya kalau bulan Februari harga masih bertengger pada Rp4000-5000 per kg, tetapi pada Februari sekarang ini harga ja­tuh dan kami, beberapa men­teri dipanggil oleh Presiden un­tuk langsung menindaklanju­ti di lapangan,” kata Menteri Per­tanian Amran Sulaiman di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/2).

Sejumlah pejabat lain yang menemui Presiden, yaitu Menko Perekonomian Darmin Na­su­tion, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

Menurut Amran, sejumlah kementerian tersebut akan ber­sama membentuk tim khusus guna melakukan penyerapan gabah di petani secara lang­sung. Tim yang berasal dari seluruh Indonesia rencananya melakukan koordinasi untuk melakukan penyerapan tersebut pada Rabu (22/2).

Harga gabah di beberapa daerah, ujar Amran, jatuh karena banyaknya produksi. “Pertama adalah musim hu­jan, yang kedua Alhamdulillah ini produksi kita membaik,” ujar Amran.

Sejumlah daerah yang me­ngalami penurunan harga gabah kering panen di Provinsi Jawa Tengah antara lain Rembang, Grobogan, Pati, Demak, Jepara. Harga gabah kering panen saat ini berkisar pada Rp3.100-Rp3.400 per kilogram. Bahkan, di beberapa daerah ada yang menyentuh harga Rp2.700 hing­ga Rp2.900 per kilogramnya.

Pemerintah berupaya me­nyerap komoditas untuk kembali meningkatkan harga gabah kering panen menjadi sekitar Rp3.700 per kilogram untuk menyelamatkan harga di petani. Berlimpahnya produksi gabah di petani tersebut, katanya, merupakan hasil dari solusi permanen untuk memenuhi kebutuhan beras di Indonesia.

Pemerintah mengubah stra­tegi luasan menanam padi pada Juli-Agustus-September menjadi dua kali lipat dari sebelumnya hanya 500 ribu hektare menjadi 1 juta hektare. Dengan luasan tanam yang dilipatgandakan, maka per­sediaan gabah kering panen berlebih sehingga berdampak kepada kestabilan harga padi.

Selain itu, Amran me­nga­takan institusinya akan meng­instruksikan agar pengering gabah basah dapat beroperasi selama 16 jam dengan kerja sama sektor swasta.

Anjlok di Beberapa Daerah
Memasuki musim hujan, har­ga gabah pada sebagian daerah mulai anjlok. Utamanya adalah daerah dengan curah hujan tinggi seperti Demak, Blora, Bojonegoro, dan Ngawi. Harga gabah pun mengalami penuru­nan secara bervariasi.

Tercatat, harga gabah pada beberapa daerah ini mencapai Rp3.100 hingga Rp3.500 per kg. Padahal pada daerah de­ngan curah hujan ang tidak begitu masif harga gabah dapat mencapai Rp4000 hing­ga Rp5000 per kg.

“Tadi ini lebih banyak mem­­­bahas mengenai harga ga­bah di lapangan yang agak tu­run. Mungkin memang ini si­t­uasinya hujan kan. Jadi ada yang panen atau apa di mu­sim hujan, ya memang har­ga gabahnya turun. Karena ka­dar air lebih tinggi,” tu­tur Menteri Koordinator bi­dang Perekonomian Darmin Nasution di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (20/2).

Menurut Darmin, hal ini pun menjadi salah satu per­­hatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Untuk itu, Pre­si­den meminta agar harga ga­bah tak begitu mengalami penurunan meskipun beberapa daerah telah memasuki musim penghujan.

“Pak Presiden ini berikan jalan. Oke, kita tahu kadar airnya ini naik dan tinggi. Tapi tetap harus diusahakan supaya harganya enggak jatuh. Jadi Menkeu (Menteri Keuangan) dan Mentan (Menteri Pertani­an) menghitung seperti apa,” im­buhnya.

Untuk menaikkan harga ga­bah hingga Rp3.700 per kg, pe­me­rintah pun akan menyiap­kan infrastruktur pendukung. Sa­lah satunya adalah gudang u­n­tuk menyimpan serapan ga­bah. “Selain itu, yang penting juga dryer ini harus ada, gu­dang harus ada. Ada memang tapi ya enggak cukup pada momen seperti ini, waktunya pendek, hujannya banyak. Orang harus panen karena waktunya panen,” jelasnya.

Pemerintah akan meng­ge­­rak­kan tim khusus. Tim ini nan­tinya akan melakukan pro­gram serap gabah pada para pe­tani agar harga gabah tidak semakin anjlok. “Jadi intinya itu. Bahwa Presiden minta bahwa persoalan gabah dari petani ini bisa dicarikan caranya supaya jangan jatuh. Walaupun kita tahu ini musim hujan,” pungkasnya. (ant/bs)

Close Ads X
Close Ads X