Varietas Unggul Sayuran untuk Ketahanan Pangan Keluarga

Bogor – Guru Besar IPB Prof Muhamad Syukur, M.Si mengembangkan sejumlah varietas unggul sayuran sebagai salah satu upaya untuk meciptakan ketahanan pangan keluarga. “Sayuran merupakan sektor hortikultura yang memiliki arti penting bagi kehidupan masyarakat dan negara,” kata Syukur di Bogor, kemarin.

Ia mengatakan, peningkatan sayuran di Indonesia terus meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, konsumsi per kapita, kesadaran akan nilai gizi dan tren konsumsi untuk hidup sehat. “Konsumsi sayuran Indonesia 40 KG per kapita per tahun. Angka konsumsi sayuran ini masih jauh lebih rendah dari standar FAO yakni 73 KG per kapita per tahun,” katanya.

Sayuran, lanjutnya merupakan pangan esensial karena mengandung zat mikro berupa vitamin dan mineral. Kedua kolompok zat gizi mikro tersebut merupakan zat yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan. “Sayur juga sumber serat pangan yang menyehatkan saluran pencernaan,” katanya.

Ia menyebutkan, Indonesia berpotensi besar meningkatkan penyediaan dan kualitas produk sayu. Potensi yang ada harus dimanfaatkan secara optimal agar sayuran dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi rkayat, dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, dan dapat menjadi andalan ekspor. “Sayuran mempunyai potensi sangat strategis mendukung ketahanan pangan nasional, mening­katkan pendapatan masyarakat, petani maupun devisa negara,” katanya.

Meningkatnya permintaan sayuran, lanjutnya, membutuhkan suplai produk sayur yang berkualitas. Teknologi pendukung untuk meningkatkan produksi dan kualitas sayur perlu dikembangkan melalui riset yang terintegrasi dan berkesinambungan. “Salah satu teknologi pendukung tersebut adalah varietas unggul,” katanya.

Sejumlah varietas unggul sayuran telah diproduksi oleh Prof M Syukur, di antaranya varietas cabai besar Hibrida IPB CH3, cabai besar non hibrida Seloka IPB, varietas cabai besar non hibrida Anies IPB, varietas IPB Ungara, IPB Seroja Syakira, Jelita, Namira, Ayesha dan Lembanyung yang merupakan tipe cabai hias.

Selain cabai, juga telah dikembangkan dan dilepas varietas tomat IPB Tora yang telah didiseminasikan kepada petani dan pengguna oleh CV Benih Dramaga dan PT BLST IPB. “Hingga kini IPB sudah melepas 23 varietas cabai esar, cabai semi keriting, cabai keriting dan cabai hias, serta tomat ke masyarakat,” katanya.

Ia mengatakan, varietas cabai tersebut diproduksi sebagai varietas unggul untuk mendukung ketahanan pangan keluarga. Selain itu, Prof Syukur juga mengembangkan varietas unggul sayuran untuk pangan fungsional. “Pangan fungsional dapat di­peroleh dari sayuran yang me­ngandung betakaroten, antosianim dan senyawa fenolik,” katanya.

Menurutnya, betakaroten memiliki 100 persen aktivitas provitamin A dan antosianim dapat berfungsi sebagai antioksidan, sehingga berperan positif terhadap pemeliharaan kesehatan tubuh.
Ia mengatakan, pengembangan berbagai tanaman dengan kandungan antosianim tinggi mulai dilakukan di Indonesia, khususnya IPB.

IPB telah memiliki varietas untuk beberapa komoditas sayuran penting ber-antosianin tinggi yakni Ungara IPB (cabai ungu tua), Lembayung IPB (cabai ungu), Zahira IPB (okra ungu) dan Fagiola IPB (kacang panjang ungu), serta berbagai galur keciping ungu, tomat ungu, buncis ungu, dan jagung manis ungu.

“Khusus okra, tanaman ini belum dikenal di Indonesia, padahal sangat potensial sebagai sayuran fungsional yang kaya serat, vitamin A, B1, C dan E.Okra segar memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuan dan flanovoid tinggi,” katanya.

Ia menambahkan, Okra sangat baik untuk penderita diabetes karena menurunkan kadar gula darah dan kolesterol. Prof Muhamad Syukur bersama tiga profesor IPB lainnya menyampaikan orasinya pada Orasi Ilmiah Guru Besar IPB di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga, dengan paparan berjudul “Varietas Unggul Sayuran Untuk Ketahanan Pangan Keluarga dan Pangan Fungsional”.
(ant)

Close Ads X
Close Ads X