Menteri Pusing Karena Cabai

Warga menyortir bibit cabai untuk dijual di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/11). Selama sebulan terakhir permintaan bibit cabai seharga Rp200 per batang mengalami peningkatan sekitar 200 persen karena dipicu melonjaknya harga sejumlah jenis cabai. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/kye/16.
Warga menyortir bibit cabai untuk dijual di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/11). Selama sebulan terakhir permintaan bibit cabai seharga Rp200 per batang mengalami peningkatan sekitar 200 persen karena dipicu melonjaknya harga sejumlah jenis cabai. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/kye/16.

Cianjur – Makin tingginya harga cabai rupanya cukup menguras pikiran Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman. Di sejumlah pasar, harga cabai masih masih di banderol di atas Rp 50.000/kilogram. “Gara-gara cabai saya dibuat pusing. Padahal satu rumah tangga paling butuhnya 5 batang saja sehari cukup,” ucap Amran di Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (5/12).

Menurut dia, meski kebutuhan per kepala keluarga tak banyak, salah satu penyebab mahalnya harga cabai lantaran masyarakat selama ini malas membudidayakannya di rumah. Padahal menurutnya, tanaman berbiji tersebut sangat mudah ditanam sendiri di rumah.

“Makan cabai, cabainya dilempar saja tumbuh. Malasnya kita ini, tinggal tanam di pot. Sehingga kita punya program 10 juta bibit cabai dikasihkan gratis ke rumah tangga di Indonesia,” ungkap menteri asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan ini.

Amran melanjutkan, langkah pemerintah di hilir juga akan dilakukan dengan membuat skema harga batas atas untuk komoditas cabai. “Harga ada dasarnya, bawang merah kita sudah tetapkan harganya, beras sudah, cabai nanti. Karena disparitasnya panjang,” pungkas Amran.

Seperti diketahui, sudah beberapa minggu belakangan harga cabai tak kunjung turun. Di sejumlah pasar, harga cabai masih dibanderol di atas Rp 50.000/kilogram. Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, mengungkapkan mahalnya harga cabai yang belum juga turun merupakan imbas dari kenaikan curah hujan. Sehingga pihaknya tak bisa berbuat banyak mengatasi hal tersebut.

“Kalau bicara cabai kita nggak bisa berbuat apa-apa. Kontribusi cabai atas inflasi nggak besar, kalau yang kontribusinya besar kayak beras sudah kita kendalikan dengan baik,” kata Enggar ditemui di Pendopo Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Menurut Enggar, suplai di petani sebenarnya mencukupi. Namun akibat hujan yang terus-menerus turun, membuat petani di sentra-sentra produksi cabai tidak melakukan panen. “Karena cabai kalau beberapa hari saja sudah busuk.

Tetapi sama Menteri Pertanian disiapkan bibit cabai gratis. Cabai itu gampang (tanam), lempar ke ke tanah tumbuh. Kalau dengan itu (tanam di rumah), barangkali demand dan suplai nggak akan terlalu jomplang,” jelas Enggar.
(dtf)

Close Ads X
Close Ads X