Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan mengoptimalisasi lahan laut sebagai prasarana budidaya perikanan. Kemudian juga optimalisasi melalui program revitalisasi Keramba Jaring Apung yang dikelola masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (20/3).
Ia mengatakan, tahun 2017 KKP menargetkan revitalisasi KJA sebanyak 250 unit atau 1000 lubang KJA, dimana diharapkan akan mampu menghasilkan produksi lebih dari 342 ton per tahun dengan nilai produksi sebesar Rp 34 miliar.
“Khusus untuk revitalisasi KJA, kita akan berikan bantuan-bantuan kepada masyarakat. Jadi tahun ini tidak ada lagi pembuatan KJA, tapi revitalisasi yang selama ini tidak dioperasionalkan,” ujarnya.
Disamping itu program ini juga diharapkan mampu menyerap tenaga kerja hingga 500 orang per tahun, dengan kisaran pendapatan kotor yang mampu diraup kelompok pembudidaya mencapai Rp 80-182 juta per tahun.
“Kita ingin menggerakkan kembali KJA sebagai upaya memberikan motivasi. Yang diberikan adalah kepada kelompok-kelompok pembudidaya yang sudah punya KJA yang mangkrak dan sudah pernah membudidayakan KJA itu. Yang kita berikan adalah orang-orang yang sudah berkelompok tapi kurang sarana produksinya,” sambungnya.
Selain revitalisasi dari KKP, Perindo juga akan membantu pelaksanaan revitalisasi sebanyak 1.000 lubang KJA di 6 klaster dengan target produksi minimal 200 ton/bulan, sehingga total KJA yang akan direvitalisasi tahun ini mencapai 2.000 lubang. Klaster-klaster terebut antara lain berada di Bali, Natuna, Konawe Seiatan, Ambon, Lampung, dan Padang. Harapannya produksi budidaya kerapu bisa meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
“Harapannya produksi budidaya kerapu meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya selain itu diharapkan akan mampu meningkatkan daya serap benih 3,6 juta yang diproduksi dari pembenih,” pungkasnya.
(dtf)