Inflasi Bahan Makanan Dijaga di Level 1 Persen

Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan berupaya men­jaga andil inflasi bahan pa­ngan tahun ini sebesar 1% guna mencapai target inflasi 2017 sebesar 4% plus minus 1%.

Target andil inflasi bahan ma­kanan yang ditetapkan se­besar 1% tersebut dengan asum­si tidak adanya kebijakan har­ga yang diatur pemerintah (ad­ministered price ). Sekreta­ris Jenderal Kemendag Karyan­to Suprih mengatakan, berba­­gai kebijakan pemerintah ter­ma­suk di sektor perdagangan harus berkontribusi dalam upaya menjaga target inflasi.

“Untuk mendukung ke­ter­sediaan pasokan dan ke­sta­bilan harga bahan pangan, tahun ini Kemendag akan menerbitkan regulasi impor di kawasan per­batasan serta regulasi impor pangan yang harmonis dengan kebijakan nasional,” ujarnya di Jakarta, Minggu (19/2).

Kebijakan terkait beberapa komponen harga yang diatur pemerintah, seperti bahan bakar minyak (BBM) satu harga dan pencabutan subsidi untuk listrik 900 volt ampere (VA) pada tahun ini tak dimungkiri akan membebani target inflasi tersebut. Inflasi Bulan Ini Diperkirakan Sebesar 0,6% Untuk itu, semua kementerian/ lembaga diminta berkontribusi dalam upaya pengendalian inflasi.

“Tugas Kemendag itu di kom­ponen yang bergejolak atau volatile food . Seperti apa kontribusi­­nya dan lang­kah pengelolaannya, itu akan kita bahas pada rapat ker­­ja nasional perdagangan minggu depan,” ujar Dirjen Per­da­­ga­ngan Luar Negeri Oke Nurwan.

Menurut dia, Ke­mendag telah melakukan be­berapa upaya menjaga sta­bilitas pangan, di antaranya menurunkan harga daging, menyeragamkan harga gula di kisaran Rp12.500 per kg, dan ke depan minyak goreng. “Hal itu menjadi komponen penting dalam perhitungan inflasi di volatile price,” ungkapnya.

Agar ketersediaan bahan ke­butuhan pokok dengan harga terjangkau bisa diakses oleh ma­syarakat kurang mampu, pada Kamis (23/2) pemerintah juga memulai uji coba program ban­tuan nontunai dalam ben­tuk kartu.

Bantuan nontunai tersebut sebagai pengganti beras sejahtera, nantinya sal­do yang dimasukkan dalam kartu bantuan tersebut bisa dipakai untuk membeli beras dan bahan pokok lain dengan kualitas yang lebih baik.

Untuk mendukung program ini, Perum Bulog telah me­ngemas beras yang dilabeli “Beras Kita” dengan harga jual Rp8.500 per kg dan gula pasir kemasan “Manis Kita” seharga Rp12.500 per kg.

“Ini (uji coba) akan dilakukan pada 23 Februari di 44 kota. Kalau berhasil, akan dilanjutkan ke kabupaten/kota lainnya,” ujar Presiden Joko Widodo saat melepas bantuan pangan bagi Sri Lanka di Kawasan Pergudangan Sunter, Bulog Divre DKI Jakarta,.

Sementara itu, pada tahun ini Kemendag akan melanjutkan revitalisasi 272 unit pasar rakyat dengan dana Tugas Pembantuan. Un­tuk memenuhi target 1.000 pasar, pembangunan sisanya akan bersumber dari dana alokasi khusus yang sudah teralokasi ke kabupaten/kota.

Untuk pasar rakyat Tipe A dialokasikan anggaran sebesar Rp11,5 miliar, Tipe B sebesar Rp7,7 miliar, Tipe C sebesar Rp5,8 miliar, dan Tipe D se­besar Rp3,6 miliar.
(oz)

Close Ads X
Close Ads X