Harga Rawit Merah Diprediksi Turun Drastis, Dari Rp 130.000 jadi Rp15.000

Pedagang menunggui cabai rawit yang dijualnya di Pasar Induk Manonda Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (2/3). Kenaikan harga cabai rawit yang mencapai Rp120 ribu per kilogram sejak pertengahan Februari lalu memberi andil terbesar bagi inflasi yang terjadi di Kota Palu sebesar 0,29 persen. . ANTARAFOTO/Basri Marzuki/ama/17

Jakarta – Penurunan harga cabai diperkirakan akan terus terjadi hingga beberapa bulan ke depan. Hal itu lantaran mulai melimpahnya pasokan hasil panen di beberapa wilayah. Harga cabai rawit merah mu­­lai ber­angsur turun. Melimpah­nya pasokan membuat harga cabai rawit merah turun dari posi­si puncaknya sekitar Rp130.000/kg menjadi Rp80.000/kg.

Para konsumen tentunya gembira dengan adanya pe­nurunan harga tersebut. Namun di satu sisi jika penurunan harga terus terjadi berpotensi menimbulkan kerugian bagi para petani. Sekretaris Jenderal Asosiasi Agrobisnis Cabai Indo­ne­sia (AACI), Abdul Hamid mem­prediksi penurunan harga cabai akan terus terjadi hingga Juni mendatang.

“Penurunan bisa sampai bu­lan puasa. Ini justru yang saya khawatirkan. Kalau terlalu murah petani bisa merugi,” tuturnya, Minggu (19/3).

Hamid menjelaskan, un­tuk harga saat ini di level Rp80.000/kg para petani masih bisa meraup keuntungan yang lumayan. Sebab harga jual di petani sebesar Rp65.000/kg dengan modal produksi saat kondisi normal sekitar Rp8.000-9.000/kg.

Namun dia perkirakan pe­nurunan harga akan terus ter­jadi dengan posisi harga jual terendah di level Rp15.000/kg. Hal itu lantaran masih ada beberapa wilayah yang mulai memasuki masa panen. Belum lagi banyak petani cabai kriting yang beralih menanam cabai rawit merah lantaran tergiur keuntungan saat harganya masih melambung tinggi.

“Harga Rp15.000/kg itu bisa saja terjadi, itu harga eceran loh. Ini yang saya khawatirkan. Semakin banyak yang tanam pada saat panen jadi berlimpah, otomatis jadi murah lagi har­ganya,” imbuhnya.

Hamid menjelaskan, jika harga jual di pasar di level Rp15.000/kg maka harga jual di petani sekira Rp5.000/kg. Petani akan menanggung rugi karena asusmsi biaya produksi cabai rawit merah saat kondisi normal sekitar Rp8.000-9.000/kg.

Memang dirinya mengakui, pada saat harga cabai di level Rp130.000/kg para petani me­raup untung besar, sebab har­ga jual petani saat itu sekitar Rp60.000-70.000/kg. Sementara biaya produksi hanya Rp19.000/kg. Namun hanya sedikit dari petani yang bisa meraup ke­untungan tersebut.

“Mungkin hanya 20% dari seluruh petani yang bisa dapat untung itu. Karena sisanya mereka gagal panen lantaran kondisi cuaca. Itu juga yang membuat pasokannya sedikit,” tukasnya.

Untuk itu dirinya berharap pemerintah bisa menjaga harga rawit merah di level normal yakni di kisaran Rp 30.000/kg. Dengan begitu konsumen dan petani bisa sama-sama diuntungkan.

“Sebenaranya masalah cabai ini baik mahal atau murah yang penting dikelola tata informasi­nya dengan baik. Informasi stok di pedagangnya bukan di gudang. Sekarangkan belum akurat. Dengan begitu harga bisa dijaga di level normal,” tandasnya. (dtf)

Close Ads X
Close Ads X