Harga Pangan Diprediksi Terus Melonjak

Pedagang sayur menyortir cabe merah di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Kamis (5/1). Harga cabe merah naik dari Rp50 ribu menjadi Rp60 ribu, harga cabe merah keriting naik dari Rp60 ribu menjadi Rp70 ribu, dan harga cabe rawit merah naik dari Rp74 ribu menjadi Rp83 ribu perkilogram dibanding harga komoditi yang sama pada pekan lalu. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/pd/17

Jakarta – Anomali cuaca yang terjadi hingga bulan kedua tahun 2017 menyebabkan harga pangan kian tak terkendali. Kalangan pedagang pasar memperkirakan, kenaikan harga yang saat ini berlangsung, masih akan berlanjut hingga bulan depan.

Saat ini, harga cabai rawit merah mencatat rekor baru dengan harga rata-rata Rp145.000 per kilogram (kg) dan harga tertinggi Rp175.000 per kg. Disusul dengan harga bawang merah yang mencapai Rp40.000 – Rp50.000 per kg dan harga beras juga ikut terkerek menjadi IR III Rp 9.866, IR II RP 10.865 per kg dan IR I Rp11.738 per kg.

Ketua Ikatan Peda­gang Pa­sar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengata­kan pada pekan kedua bulan Feb­ru­ari harga sejumlah komodi­tas pangan sulit diprediksi. Hal ini terjadi karena musim hujan yang berkepanjangan dan tidak adanya langkah kongkrit dari Kementerian Perdagangan (Kemdag) dan Kementerian Pertanian (Kemtan) untuk membantu menurunkan harga pangan.

“Kami memprediksi ke­naikan harga pangan ini berlangsung sampai bulan Maret,” ujar­nya, Rabu (15/2).

Menurut Abdullah harga beras saat ini sudah mulai naik rata-rata Rp2.000 per kg di pasar. Bila sebelumnya harga beras IR III dikisaran Rp8.500 per kg, maka saat ini sudah mendekati Rp10.000 per kg.

Harga bawang merah juga naik dari rata-rata Rp30.000 per kg menjadi Rp40.000 per kg dan di beberapa pasar su­dah tembus di harga Rp50.000 per kg. Kenaikan harga ba­wang ini disebabkan mahalnya harga bibit dan pasokan yang sampai ke pasar berkurang.Ia mengatakan dalam sejarahnya, belum pernah ada harga cabai rawit bertahan tinggi dalam tiga bulan. (kc)

Close Ads X
Close Ads X