Harga Ayam Ras di Medan Merangkak Naik

Pekerja mengangkat peti berisi ayam potong di Pasar Banjaran, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (10/2). Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mematok harga ayam potong di tingkat pedagang seharga Rp27 ribu per kilogram karena adanya disparitas harga ayam potong antara peternak dan di pasar. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/kye/17

Medan – Harga ayam ras di Kota Me­dan dan sekitarnya mulai be­ranjak naik. Hampir setiap hari kenaikan berkisar Rp1.000 per Kilogram (kg) dan harga ayam saat ini mencapai Rp26 sampai Rp28 ribu per kg dari harga sebelumnya yang hanya Rp25 ribu per kg.

Seperti dikatakan Sri, salah seorang pedagang ayam po­tong di pasar VIII Tembung, men­jelaskan untuk pekan ini har­ga ayam potong sebesar Rp26ribu per kg, terjadi kenai­kan sedikit dibanding sebelum­nya yakni Rp25 ribu per kg. Ia ti­dak mengetahui pasti kenapa har­ga ayam naik.

“Kemarin aja harga ayam masih Rp27 ribu per kg, hari ini (red, Rabu) harganya menjadi Rp28 ribu per kg. Hampir setiap hari naik seribu per kg,” katanya, Rabu (15/2).

Sri menambahkan, rata-rata pedagang mengambil ayam langsung dari kandang (petani ayam). Mereka memberikan harga untuk harga ayam hidup Rp19.500-Rp20.500 per kg.

Kondisi seperti itu membuat diriny dan sejumlah pedagang ayam lainnya sedikit khawatir. Meski sudah paham akan kon­disi tersebut, namun sedikit banyaknya tentu berdampak pada pembeli yang ingin me­ngonsumsi ayam.

“Seperti inilah kondisi ayam potong saat ini. Tidak pernah menetap, naik turun terus. Da­lam se­minggu bahkan bisa bebera­pa kali berubahan, pembeli jadi­nya kan kasihan,” katanya.

Bukan hanya ayam ras, harga telur ayam juga tetap bertahan mahal, per butirnya sekitar Rp1.200-1.400. Dan komoditas pokok rumah tangga lainnya masih mahal adalah cabai rawit Rp52 ribu per kg.

Seorang pedagang ayam ras di Petisah, Hamzah mengatakan, enaikan harga ayam ini sudah terjadi sekitar tiga hari lalu, padahal sebelumnya dilevel Rp25 ribu per kg dengan kenaikan harga Rp1.000 per kg setiap harinya.

“Kalau penyebab pastinya kenapa mahal saya tidak terlalu tahu, kami hanya mengikuti pasar bukan karena asal-asalan. Padahal stok ada, kami langsung mengambil ke kandang (petani ayam) dan peminat berkurang sekitar 30 persen dari hari biasa,” tukasnya.
(netty)

Close Ads X
Close Ads X