Cegah Penangkapan Ikan Serampangan

Nelayan menurunkan hasil tangkapan ikan tenggiri di dermaga Cituis, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (20/3). Ikan tenggiri tersebut untuk memenuhi permintaan masyarakat di daerah Tangerang dan sekitarnya, yang dijual dengan harga RP 55.000 – 60.000/ kilogram. ANTARA FOTO/Fajrin Raharjo/ama/17

Pasuruan – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan menegaskan pentingnya manajemen pengelolaan kekayaan ikan di laut Indonesia. Pengelolaan kekayaan laut tak boleh dilakukan secara serampangan.

“Kita enggak mau ada lagi penangkapan ikan secara serampangan, jangan ada lagi overfishing,” kata Luhut di depan ratusan mahasiswa Universitas Yudharta dan santri Ponpes Ngalah Pasuruan yang menghadiri Seminar Kemaritiman tentang Indonesia sebagai Poros Maritim di Universutas Yudharta, Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Selasa (21/3).

Luhut membeberkan Indonesia memiliki 11 zona sumber ikan tangkap yang selama ini menjadi fokus Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Daerah dengan produksi tertinggi yakni Laut Jawa, Selat Karimata, Natuna, Laut Cina Selatan, Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Bali.

“Itu berapa puluh miliar dolar per tahun kalau kita kelola dengan baik. Bagaimana kita kelola ikan darat, ikat laut, jaring-jaring laut, penangkapan kita atur. Kita harus memberi kesempatan ikan-ikan berkembang lagi, biar terjaga ketersediaannya. Manajemen seperti ini harus dikembangkan dan disosialisasikan,” terangnya.

Seminar ini juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Bupati Pasuruan HM Irsyad Yusuf, Pengasuh Ponpes Ngalah KH Sholeh Bahrudin dan Rektor Universitas Yudharta Saifullah.

Selain kekayaan ikan, kata Luhut, laut Indonesia juga menyimpan kekayaan tambang yang sangat besar. Menurut Luhut, diperkirakan laut Indonesia menyimpan potensi energi (minyak) mencapai 100 miliar barel.

“Saat ini hanya sekitar 8 persen kekayaan laut yang dimanfaatkan. Angka untuk maju ke depan luar biasa besar. Siapa lagi yang mengelola dan menikmati kalau bukan generasimu. Kami hanya menyiapkan sekarang,” tandasnya.

“Kita mulai mengerjakan offshore lepas pantai yang terkenal gas masela di Indonesia Timur yang bertahun-tahun tak selesai. Dengan pemerintahan Presiden Jokowi, kita selesaikan kurang dari setahun dan sekarang proses selesai tinggal eksplorasinya,” pungkasnya. (dtf)

Close Ads X
Close Ads X