Jakarta – Dalam rangka menjaga ketahanan pangan, Pemerintah manargetkan ada 65 bendungan terbangun hingga tahun 2019 mendatang. Jumlah tersebut terdiri dari 49 bendungan baru dan 16 bendungan lanjutan, 29 bendungan diantaranya ditargetkan selesai hingga 2019.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, Selasa (28/3), ada 8 bendungan baru yang mulai dibangun di 2016 dengan nilai kontrak Rp9,64 triliun.
Delapan bendungan itu adalah Way Sekampung di Lampung yang dikerjakan oleh PT PP dan PT Waskita Karya dengan nilai investasi Rp1,84 triliun dan ditarget rampung pada 2020. Lalu Bendungan Ciawi di Jawa Barat yang dibangun oleh PT Brantas Abipraya bekerja sama dengan PT SAC Nusantara. Bendungan ini dibangun dengan nilai kontrak Rp798 miliar dan ditarget selesai 2019.
Ada pula 3 bendungan yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya, yakni Bendungan Cipanas (Jawa Barat) senilai Rp 1,42 triliun, target rampung di 2020, Bendungan Sukamahi (Jawa Barat) senilai Rp436,97 miliar, target rampung di 2019, dan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Sulawesi Utara senilai Rp1,42 triliun, target rampung di 2020.
Sisa tiga bendungan lainnya adalah Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat dibangun PT PP senilai Rp2,04 triliun, target rampung di 2021, Bendungan Ladongi di Sulawesi Utara dibangun PT Hutama Karya dengan nilai kontrak Rp844 miliar, target rampung di 2020, dan terakhir adalah Bendungan Napun Gate di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibangun oleh PT Nindya Karya, dengan nilai kontrak Rp849 miliar dan ditarget rampung 2020.
Adapun bendungan yang telah rampung pembangunannya di 2016 adalah Bendungan Payaseunara di Aceh dan Bendungan Teritip di Kalimantan Timur. Bendungan Payaseunara di Aceh senilai Rp37,91 miliar mempunyai kapasitas tampung 1,09 juta m3, dan luas genangan 111,14 hektar (ha). Sedangkan Bendungan Teritip di Kalimantan Timur senilai Rp262 miliar mempunyai kapasitas tampung sebesar 2,43 juta m3, dan luas genangan 94,80 ha.
(dtf)