Mengawal Amal Shaleh

Robie Fanreza, S.Pd. I, M.Pd.I (Dosen UMSU)

Didalam alquran tidak sedikit dijelaskan kalau seorang muslim harus mengerjakan amal shaleh. Dan katakanlah, beramal lah kalian, maka Allah akan melihat amal kalian, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin At-Taubah 105.

Beramal shaleh bagian yang harus dikerjakan oleh setiap muslim untuk menjadi bekal akhirat. Semakin banyak bekal amal shaleh seorang muslim, semakin membuat hidupnya bahagia dunia dan akhirat.

Beramal shaleh tidak melihat besar atau kecilnya amal yang dikerjakan, karena setiap amal yang dikerjakan mendapat nilai kebaikan dari Allah. Jadi jangan menganggap remeh amalan-amalan kecil, karena setiap amalan dapat pahala dari Allah.

Rasullah juga mengingatkan kita jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum HR. Muslim. Kemudian Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa mengganggu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah ia, barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju syurga. Apalagi amal shaleh yang kita kerjakan bernilai besar dan kebaikan Allah lah yang membuat kita bersemangat dalam mengerjakan amal shaleh.

Tentu amal shaleh yang dikerjakan harus dijaga serta harus ditingkatkan oleh seorang muslim. Bagaimana cara kita mengawal amal shaleh agar selalu bersemangat melaksanakannya.
Pertama, dari Aisyah, ia berkata : Rasululah bersabda : “Perbuatan baik yang paling disukai Allah perbuatan yang terus-menerus dikerjakan HR. Bukhari dan Muslim. Agar kita selalu menjaga amal shaleh mengerjakan setiap amal yang dicintai Allah.

Jika mengerjakan apa yang dibenci, maka Allah akan menegur bahkan akan memberikan peringatan melalui firman yang tertulis didalam alquran. Tidak sedikit amal yang dicintai Allah yang harus kita kerjakan berdasarkan cinta.

Kedua, dari Umar bin Khaththab ra., ia berkata : Rasulullah bersabda: “Siapa saja yang tertidur tidak membaca hizibnya (bacaan wirid yang biasa dibacanya) atau bacaan lainnya pada waktu malam kemudian ia membacanya pada waktu antara salat Subuh dengan Dzuhur (waktu pagi), maka ditulis baginya seolah-olah ia membaca pada waktu malam HR. Muslim.

Ketiga, dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra., ia berkata : Rasulullah bersabda : “Wahai Abdullah, janganlah kamu seperti si fulan, tadinya ia suka bangun untuk salat malam, kemudian ia meninggalkan sholat malamnya HR. Bukhari dan Muslim.

Keempat, dari ‘Aisyah ra., ia berkata : “Rasulullah apabila tidak mengerjakan sholat malam, baik disebabkan sakit atau yang lain, maka beliau mengerjakannya pada waktu siang dengan dua belas rakaat HR. Muslim. Dalam berteman harus juga selektif, sehingga teman itu sendiri akan berdampak positif dan selalu memberikan nasihat dan mengajak dalam beramal shaleh.

Penutup
Mengawal amal perlu komitmen dan konsinten agar tetap bersemangat mengerjakannya. Percaya dan yakinlah kepada Allah setiap amal yang dikerjakan akan bernilai kebaikan. Kadangkala kebaikan langsung datang seketika seorang muslim mengerjakannya namun kadangkala kebaikan itu menjadi investasi amal di hari kiamat. Fastabiqul khairat

Close Ads X
Close Ads X