Kemendag Dorong Perkenalkan Produk Potensi Daerah

Solo | Jurnal Asia
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia terus mendorong pemerintah daerah dalam mempublikasikan produk-produk potensi daerah untuk mengenalkan lebih dekat masyarakat agar mencintai buatan Indonesia.

“Kemendag terus melakukan publikasi produk-produk dalam negeri melalui pemaren-pa­meran potensi lokal untuk me­ngenalkan produk Indonesia ke mas­yarakat,” kata Direktur Pem­berdayaan Konsumen, Ke­menterian Perdagangan RI, Genef Judiwati, disela pameran dalam rangka Hari Konsumen nasional di Benteng Vastenbrug Solo Jateng, Kamis (26/5).

Pemerintah Kota Surakarta dalam memperingati Hari Konsumen Nasional dengan tema “Konsumen Cerdas Mandiri dan Cinta Produk Dalam Negeri” melalui pameran produk ini, kata Ganef Judawati, merupakan usaha pemerintah bagaimana bisa konsumen itu, lebih mencitai produk dalam negeri dibanding produk asing. “Kita sebenarnya memiliki tema nasionalisme tinggi men­cintai dan menggunakan produk dalam negeri,” kata Ganef.

Menurut dia, dengan adanya pameran produk-produk dalam negeri di Kota Solo tersebut paling tidak masyarakat dapat mengenal lebih dekat dengan barang barang buatan Indonesia.
“Pemerintah juag berharap agar konsumen Indonesia lebih menuntut peningkatan mutu dan pelayanan. Hal ini, dapat mendorong produk dalam negeri lebih baik, dan bisa bersaing serta menjadi pilihan masyarakat,” kata Ganef.

Oleh karena itu, Pemerintah Pusat sangat mendorong daerah daerah untuk lebih menggali potensi di wilayahnya agar lebih kenal masyarakat. Karena, masyarakat di sekitar belum tentu tahu produk lokalnya apalagi produk dalam negerinya.

Ia mengatakan, adanya pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) membuat arus barang dan jasa akan mengalir lebih lancar. Namun, soal produk barang sebenarnya sudah dimulai sejak 10 tahun yang lalu.

Bahkan, kata dia, produk barang yang mengalir pada 2015 saja sudah sekitar 90 persen. Namun, bagaimanapun sekarang orang berlalu lintas lebih mudah karena semuanya persyaratan perdagangan tidak sulit seperti dahulu.

Menurut dia, hal tersebut tentunya produk produk dalam negeri juga harus meningkatkan kualitas, seperti jenis tekstil dan handycraft mugkin harus lebih waspada. Karena, Negara Thailand dan Vietnam yang mampu memproduksi seperti Indonesia berani menawarkan harga yang sangat rendah.

Oleh karena itu, kata dia, sebagai benteng yang ampuh hal tersebut, yakni konsumen, karena jika mereka sendiri tidak membeli produk sendiri akan sangat mempengaruhi. Negara seperti Korea meski mereka tahu banyak produk luar yang bagus, tetapi mereka tetap membeli produk sendiri.

Kendati demikian, pihaknya terus melakukan edukasi edukasi program konsumen cerdas masih bagian strategis utama nasional yakni revolusi mental. Hal ini, diukur berapa persen penggunaan produk dalam negeri setiap tahunnya.

“Masyarakat Indonesia sebenarnya lebih mencintai produk sendiri dibanding dari luar. Kita mulai dari pembelian kebutuhan untuk sehari-hari seperti tas, baju, dan sepatu sekitar 60 hingga 70 persen membeli produk sendiri,” katanya.

Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surakarta, Triyana, kegiatan pameran UMKM di Solo tersebut diikuti sekitar 50 peserta lebih dari berbagai daerah Provinsi di Indonesia.

“Mereka mengambil stan dengan mengenalkan produk-produk potensi di daerahnya seperti dari Pulau Jawa, juga Kalimantan, dan Sumatera. Hal ini, akan berlangsung mulai Kamis ini hingga Minggu (29/5),” kata Triyana. (ant)

Close Ads X
Close Ads X