KBRI Ajak Pengusaha Yaman Jalin Kerjasama Bisnis

Jakarta | Jurnal Asia
Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Yaman mengajak pengusaha asal Yaman untuk menjalin kerjasama bisnis di Indonesia mengingat hubungan bilateral RI-Yaman yang selama ini terjalin dengan baik.

“Hal ini tentu merupakan sebuah modal besar bagi In­do­nesia untuk terus meningkatkan hubungannya dengan Yaman di segala bidang,” ujar Sekretaris III sekaligus Kuasa Usaha (Ad Interim) KBRI Sana’a Dr Sulthon Sjahril Sabaruddin dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/5).

Sulthon juga menyampaikan Indonesia memiliki berbagai sektor investasi potensial seperti proyek infrastruktur dan pariwisata serta produk unggulan ekspor seperti minyak kelapa sawit, ban mobil, produk makanan dan minuman, tekstil, dan alas kaki.

Selain itu, Indonesia meru­pakan negara dengan pere­konomian terbesar ke-16 dunia dan terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan sejumlah po­tensi ekonomi yang besar tidak hanya kaya akan sumber daya alam, budaya namun juga memiliki keunggulan dalam jumlah dan kualitas sumber daya manusia yang cukup baik, ujar Sulthon di hadapan lebih dari 50 pengusaha Yaman dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN) wilayah Hadramaut dan KADIN Sanaa, Salalah, Senin (23/5).

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan sosialisasi expo di Indonesia pada tahun 2016. Sulthon mengajak agar para pengusaha Yaman untuk turut berpartisipasi pada 31st Trade Expo Indonesia (TEI) di Jakarta dan Indonesia Middle East Update (IMEU) di Gorontalo yang keduanya akan diselenggarakan pada Oktober 2016.

Selain itu, Sulthon juga mengimbau para pengusaha Yaman untuk tidak hanya sekedar ber­kunjung ke Indonesia akan tetapi mengajak anak mereka untuk menempuh pendidikan tinggi di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Sulthon juga menjelaskan bahwa upaya ceramah peluang dan potensi bisnis di Indonesia ini merupakan bagian dari upaya kegiatan diplomasi ekonomi KBRI Sanaa untuk meningkatkan kerjasama ekonomi kedua negara.

Pada tahun 2015, nilai perdagangan kedua negara pernah mencapai 89.3 juta dolar AS, namun jumlah tersebut menurun dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. “Hal ini disebabkan situasi perang saudara yang terus melanda di Yaman hingga saat ini,” ujar Sulthon.

Lebih lanjut, akibat situasi politik dan keamanan di Yaman yang hingga saat ini belum stabil, banyak pengusaha Yaman yang tertarik untuk melakukan bisnis dan investasi di luar negeri ketimbang di negaranya sendiri. “Peluang ini harus di­man­faatkan oleh Indonesia apalagi Indonesia dan Yaman memiliki hubungan yang baik selama ini,” tutup Sulthon. (ant)

Close Ads X
Close Ads X