Mulai Mei, CPO Kembali Kena Bea Keluar

Dua warga menyortir biji kelapa sawit di Desa Rantau Sakti, Rokan Hulu, Riau, Selasa (16/9). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menargetkan produksi minyak sawit mentah (CPO) pada 2015 mencapai 33 juta ton, sebanyak 22 juta ton ditujukan bagi pasar ekspor sedangkan 11 juta ton diserap pasar dalam negeri. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ss/pd/14
Dua warga menyortir biji kelapa sawit di Desa Rantau Sakti, Rokan Hulu, Riau, Selasa (16/9). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menargetkan produksi minyak sawit mentah (CPO) pada 2015 mencapai 33 juta ton, sebanyak 22 juta ton ditujukan bagi pasar ekspor sedangkan 11 juta ton diserap pasar dalam negeri. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ss/pd/14

Jakarta | Jurnal Asia
Kementerian Perdagangan RI menetapkan harga referensi produk Crude Palm Oil (CPO) bulan Mei 2016 sebesar 754,1 per metrik ton (MT), se­hingga dikenakan Bea Keluar (BK) sebesar USD3 per MT untuk periode yang sama.

“Harga referensi CPO saat ini untuk pertama kalinya sejak Oktober 2014 berada di atas threshold pe­­ngenaan BK di level USD750 sehingga pemerintah mengenakan BK untuk CPO sebesar USD3/MT untuk periode bulan Mei 2016,” kata Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Karyanto Suprih, dalam siaran pers yang diterima, Jumat (29/4).

Kenaikan harga CPO tersebut tercatat USD71,78 atau 10,52 persen dari periode bulan April 2016 yang sebesar 682,32 per MT. Penetapan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 29/MDAG/PER/4/2016 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Ke­hutanan yang Dikenakan Bea Keluar. “HPE dan harga referensi periode Mei 2016 ditetapkan setelah menyikapi perkembangan harga komoditas, baik nasional maupun internasional,” ujar Karyanto.

Karyanto menjelaskan, me­ning­­katnya harga referensi CPO saat ini akibat semakin menguatnya har­ga internasional untuk komoditas ter­sebut. BK CPO untuk bulan Mei 2016 tercantum pada Kolom 2, lampiran PMK 136 Tahun 2015 sebesar USD3/MT, bergeser 1 kolom dari periode bulan April 2016 sebesar USD0/MT.

Sementara itu, harga referensi biji kakao pada bulan Mei 2016 melemah sebesar USD41,91 atau 1,4 persen yaitu dari USD2.992,02/MT menjadi USD2.950,11/MT, sehingga berdampak pada penetapan HPE biji kakao yang juga mengalami penurunan sebesar USD41 atau 1,5 persen dari USD2.692/MT pada periode April menjadi USD2.651/MT.

Penurunan harga referensi dan HPE biji kakao disebabkan oleh menurunnya harga internasional komoditas tersebut. Namun, BK biji kakao tidak berubah dibandingkan periode bulan sebelumnya, yaitu sebesar 10 persen dan tersebut tercantum pada Kolom 3 lampiran II PMK 75 Tahun 2012. Untuk HPE dan BK komoditas produk kayu dan produk kulit tidak ada perubahan dari periode bulan sebelumnya. (oz)

Close Ads X
Close Ads X