Pabrik Minyak Goreng Dibangun di Sei Mangkei, sinergi PTPN3 dan PTPN4

Dua truk pengangkut sawit melintas di kawasan perkebunan sawit PT Wanasawit Subur Lestari 2, Kalimantan Tengah, Sabtu (19/12). Kamar Dagang dan Industri (KADIN) meminta Otoritas Jasa dan Keuangan mengevaluasi kebijakan tentang Bank Berkelanjutan yang rencananya dimulai Januari 2016 karena dinilai mempersulit perusahaan sawit memperoleh kredit atau pembiayaan perbankan. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/15.
Dua truk pengangkut sawit melintas di kawasan perkebunan sawit PT Wanasawit Subur Lestari 2, Kalimantan Tengah, Sabtu (19/12). Kamar Dagang dan Industri (KADIN) meminta Otoritas Jasa dan Keuangan mengevaluasi kebijakan tentang Bank Berkelanjutan yang rencananya dimulai Januari 2016 karena dinilai mempersulit perusahaan sawit memperoleh kredit atau pembiayaan perbankan. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/15.

Medan | Jurnal Asia
Pembangunan pabrik minyak goreng berkapasitas 600 ton crude palm oil atau minyak sawit mentah per tahun kerja sama PTPN3 dan PTPN4 di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Simalungun Sumatera Utara sudah dimulai. “Pembangunan dimulai awal April 2016 dan diperhitungkan selesai 18 bulan dengan investasi sekitar Rp650-Rp700 miliar,” kata Direktur Perencanaan dan Pengembangani PT.Perkebunan Nusantara atau PTPN3, Alexander Maha di Medan, Senin (11/4).

Dia mengatakan itu di sela workshop tentang persawitan Indonesia sebagai bekal untuk wawasan wartawan dan lembaga swadaya masyarakat asing atau NGO asal Rusia yang akan mengunjungi kebun dan perusahaan industri sawit Sumut menyusul gencarnya isu kampanye negatif sawit Indonesia di negara itu.

Adapun investasi sebesar Rp650 miliar-Rp700 miliar itu masing-masing disediakan oleh PTPN3 sebesar 51 persen dan sisanya atau 49 persen oleh PTPN4. Diakui, pendanaan proyek pembangunan pabrik minyak goreng tersebut sebagian besar atau 65 persen dari perbankan.

“Kerja sama tentunya dilakukan dengan bank yang memberikan suku bunga lebih rendah dan kemudahan lainnya,” kata Alexander Dia menjelaskan, nantinya hasil produksi pabrik yang dikelola anak perusahaan PTPN3 dan PTPN4 yakni Industri Nabati Lestari diutamakan untuk diekspor ke berbagai negara. “Senangnya, dewasa ini Unilever yang beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei sudah memesan 30 persen dari produksi untuk perusahaan tersebut,” katanya.

Sisanya diyakini akan dibeli perusahaan lain karena pabrik kelapa sawit dan rantai pasok usaha di KEK Sei Mangkei itu telah mendapat Roundtable Sustainable Palm Oil atau RSPO dari TUV Rheiland.

“Manajemen PTPN3 sebagai pengelola KEK Sei Mangkei optimistis semua usaha di kawasan itu akan maju dan akan banyak lagi investor yang akan masuk ke kawasan tersebut,” katanya. Direktur Industri Nabati Lestari, Soewondo mengatakan, usaha pabrik minyak goreng itu diyakini bisa “break even point” BEP atau titik impas 6 hingga 7 tahun sejak industri itu dioperasikan. “Produk minyak goreng yang beroperasi di KEK Sei Mangkei itu sangat menjanjikan yang terindikasi antara lain dengan sudah adanya pesanan dari Unilever,” katanya.
(ant)

Close Ads X
Close Ads X