Medan | Jurnal Asia
Kamboja hingga Februari 2016 masih menjadi pasar ekspor terbesar tembakau Sumatera Utara setelah lelang produk itu dihentikan di Bremen, Jerman. “Bukan hanya sebagai pasar terbesar, malah ekspor ke negara itu terus meningkat,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Minggu (10/4).
Pada Januari-Februari 2016, nilai ekspor produk itu mencapai 52,101 juta dolar AS atau naik 26,45 persen dari periode sama 2015 yang masih sebesar 41,202 juta dolar AS. Secara total, nilai ekspor tembakau Sumut hingga Februari 2016 juga naik cukup besar atau 19, 50 persen.
Pada Januari-Februari 2016, nilai ekspor tembakau Sumut mencapai 58,590 juta dolar AS dari periode sama 2015 yang masih 49.031 juta dolar AS. “Setelah Kamboja, ekspor tembakau Sumut terbesar ke Thailand dan Vietnam,” katanya.
Padahal tahun-tahun sebelumnya, tembakau Sumut terbesar di lelang dan dipasarkan di Jerman. Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa mengakui, pergeseran tujuan ekspor itu sejak tidak lagi dijadikan Bremen, Jerman sebagai tempat pelelangan tembakau Sumut. “Karena lelang di Indonesia, ekspor tembakau Sumut ditujukan langsung ke negara pembeli,” katanya.
Dewasa ini, kata dia, pengusaha memang sedang gencar mengembangkan pasar ekspor produknya di tengah harga jual yang tren melemah dampak krisis global dan persaingan yang semakin ketat. Tembakau Sumut sendiri sejak dahulu cukup dikenal, meski dewasa ini meredup karena banyak faktor termasuk berkurangnya produksi komoditas itu yang dihasilkan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 2. (ant)