Permintaan Benih Sawit Turun

Petani menyiram bibit sawit yang telah disertifikasi di Desa Desa Alue Piet, Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, Rabu (2/3). Sertifikasi benih kelapa sawit  guna meningkatkan kualitas hasil produksi  serta mencegah beredarnya bibit palsu. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww/16.
Petani menyiram bibit sawit yang telah disertifikasi di Desa Desa Alue Piet, Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, Rabu (2/3). Sertifikasi benih kelapa sawit guna meningkatkan kualitas hasil produksi serta mencegah beredarnya bibit palsu. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww/16.

Medan | Jurnal Asia
Permintaan benih sawit ke Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) pada triwulan I 2016 masih melemah atau turun 15 persen dibandingkan periode sama tahun 2015 yang sudah 6,5 juta butir kecambah.

“Penjualan di triwulan I 2016 masih 5,5 juta kecambah.Pe­nurunan pembelian diduga dampak masih berhati-hati­nya petani dan pengusaha me­ngem­bangkan/mereplanting tanaman­nya,” ujar Direktur Pusat PPKS, Hasril Hasan Siregar di Medan, Kamis (7/4).

Kehati-hatian itu diduga se­bagai dampak harga jual yang berfluktuasi dan adanya per­ubahan cuaca. Menurut dia, permintaan kecambah yang tren menururn itu sebenarnya, sudah diprediksi perusahaaan dengan membuat besaran target penjualan di dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) jumlahnya sama dengan angka 2015 yakni 25 juta.

Meskipun, kata Harsil, PPKS berupaya terus bisa melakukan penjualan di atas angka yang di dalam RKAP seperti yang juga terjadi di tahun 2015. Dia memberi contoh, kalau di 2015, target RKAP mencapai 25 juta dan realisasi penjualan benih (seed) PPKS bisa mencapai 26,9 juta, maka tahun ini realisasi penjualan diharapkan mencapai 30 juta.

“Kalau tahun lalu saja pen­jualan bagus di tengah harga CPO (crude palm oil/minyak sawit men­tah) yang masih rendah, me­ngapa di 2016 yang harganya tren naik walau berfluktuasi, tidak bisa terjadi hal yang sama,” katanya.

Harapan penjualan semakin bagus, kata Hasril juga mengacu pada adanya program replanting yang dilakukan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) serta semakin me­ma­ha­minya petani dan pengusaha un­tuk menggunakan bibit berkua­litas.

Apalagi, ujar dia, harga ke­cam­bah PPKS tidak mengalami kenaikan dari harga di 2015 atau sebesar Rp7.500 per butir kecambah dan bahkan ada poto­ngan harga 10 persen untuk petani atau menjadi Rp6.750 per butir.

Adapun untuk bibit siap tanam umur 9-12 bulan dijual PPKS dengan harga Rp30.000 dari sebelumnya di kisaran Rp29.000 per pohon. Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Darlih Harahap me­ngaku pihaknya sedang me­lakukan sosiliasasi ke masyarakat soal pentingnya peremajaan er­hadap tanaman tua dan pro­duktivitas rendah milik petani.

“Tanaman tua dan tidak pro­duktif yang mencapai 60 per­sen dari total luasan tanaman sawit petani yang berkisar 400.000 ribu hektare itu merisaukan sehingga perlu mendapat dukungan untuk peremajaan,” katanya.

Prog­ram replanting yang di­jalankan BPDP-KS menjadi salah satu harapan petani. Ada­pun diskon harga benih yang diberikan PPKS, kata dia, sangat membantu petani dan langkah itu juga diharapkan dilakukan perusahaan produsen sawit swasta. (ant)

Close Ads X
Close Ads X