Keberadaan Teknisi di Pesawat Super Tucano | Panglima: Saiful Sedang Dalam Proses Test Flight

Petugas mengangkut puing-puing pesawat latih tempur Super Tucano yang jatuh di permukiman warga di Jalan LA Sucipto, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2). Pesawat latih tersebut diperkirakan jatuh pukul 10.15 WIB. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww/16.
Petugas mengangkut puing-puing pesawat latih tempur Super Tucano yang jatuh di permukiman warga di Jalan LA Sucipto, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2). Pesawat latih tersebut diperkirakan jatuh pukul 10.15 WIB. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww/16.

Jakarta | Jurnal Asia
Teknisi bernama Saiful berada di dalam kokpit pesawat Super Tucano yang jatuh di Malang, Jatim. Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa keberadaan Saiful karena pesawat tersebut sedang dalam proses test flight.

“Jadi ingat, kalau ini test flight itu maka teknisinya ikut bersama-sama terbang agar mengetahui bagaimana kondisi pesawat, mulai dari start engine sampai dengan di udara. Ini SOP-nya demikian. Jadi kenapa ditanyakan tempat co pilot kok ada (mekanik) karena memang ingin mengetahui ada apa, apa ada suara kemudian ada intrumen-instrumen yang bisa dilihat,” kata Gatot di Istana Negara, Jl Veteran, Jakpus, Rabu (10/2).

Pesawat yang dipiloti Mayor Pnb Ivy itu memang tengah menjalani test flight setelah menjalani perawatan rutin usai menempuh jam terbang 300 jam. Namun, Gatot belum tahu penyebab pesawat buatan Brasil itu bisa terjatuh. “Jadi pada jam 10.30 WIB terjadi kecelakaan pesawat kami, kecelakaan itu pada saat test flight. Maka yang naik ada pilotnya, kemudian dengan mekanik,” tutunya.

Panglima: Saiful
“Kemudian dia terbang sampai 12 ribu terus turun-turun kemudian di ketinggian 8 ribu, saya belum tahu apa akibatnya kemudian menacap di tanah (jatuh). Sementara keterangan yang saya sampaikan itu. Untuk lebih lanjut sedang diadakan penelitian lebih lanjut,” tegas Gatot.

Panglima TNI belum mau berspekulasi penyebab pesawat yang didatangkan pada 2012 bisa mengalami kecelakaan. Gatot meminta agar publik menunggu investigasi yang tengah dijalankan.
“Masalah ini kan semuanya sedang diadakan penelitian. Jadi saya tidak bisa menyampaikan begitu saja. Tapi harus tim investigasi yang meneliti betul apakah ini human eror, apakah teknis dan sebagainya,” ujar Gatot.

Sudah Diproduksi 650 Unit
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan tetap akan meneruskan proses pemesanan pesawat Super Tucano dari Brasil, meskipun pagi ini salah satu pesawat Tucano yang dipunyai TNI AU mengalami kecelakaan. Menhan beralasan, dari 650 Unit pesawat Super Tucano yang sudah diproduksi baru satu yang mengalami kecelakaan.

“Ini pesawat baru, 2012, masih 4 tahun. Pembuatan baru juga, tahun 2003. Jadi enggak ada masalah ini sudah memproduksi 650. Laku lah enggak cuma di Indonesia. Ini (kecelakaan) baru pertama kali. Yang (buatan) Korea itu tiga kan (yang kecelakaan), yang di Malaysia 2 dan waktu itu 1 (di Yogya),” kata Menhan di Istana Negara, Jl Veteran, Jakpus, Rabu (10/2).
Oleh karena itu, proses pemesanan akan tetap berlanjut. Apalagi, penyebab jatuhnya pesawat Super Tucano milik TNI AU di Malang pagi ini juga belum diketahui.

“Kita enggak tahu (penyebabnya) dan enggak mau terburu-buru dikejar waktu susah juga. Paling tidak pesawat itu tidak terlalu rumitlah. Diharapkan cepatlah, jadi kalau nanti lama-lama banyak lagi kegiatan lain. Pesawat kan tidak terlalu rumit. Satu atau dua bulan kenapa enggak,” jelas Ryamizard.

“Maka lihat dulu, kalau karena mesin harus dibongkar, kalau karena orang atau angin berarti orangnya diperbaiki,” tegasnya. Indonesia sebelumnya memesan pesawat Super Tucano dari perusahaan asal Brasil, Embraer Defence System. Dari 16 yang dipesan, sudah 12 yang sudah dikirimkan.(dtc)

Close Ads X
Close Ads X