Medan | Jurnal Asia
Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT) menyebutkan, anggota dan simpatisan gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah masuk dan menyebar ke hampir seluruh wilayah di Indonesia. Termasuk di Sumatera Utara.
Hal itu dikatakan Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution, saat mengisi Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Pemuda, yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Utara di Hotel Santika Premier Dyandra, Medan, Rabu (10/2).
“Kita melihat dari pengalaman masa lalu, ada beberapa kejadian yang dilakukan kelompok radikal di sini. Kita masih ingat perampokan CIMB Niaga, yang belakangan diketahui dilakukan oleh pelaku teror. Jadi disini potensi (ISIS) itu ada,” ujar Saud.
Untuk itu, Saud meminta agar seluruh masyarakat di Sumatera Utara untuk meningkatkan kewaspadaan, dan melakukan pengamatan secara terus menerus terhadap lingkungan kita. Utamanya terhadap generasi muda.
“Kita memang tidak boleh menuduh, tapi kalau ada yang mencurigakan, seperti misalnya ada gerakan mengkafirkan orang lain, silahkan laporkan kepada Polisi. Mari kita saling menjaga,” imbaunya.
Hal senada juga diungkapkan seorang mantan anggota kelompok teror di Sumatera Utara, Khoirul Ghozali. “Saya yakin Mereka (Gerakan ISIS) itu ada disini. Saya ini kan pernah mendoktrin orang di sini. Banyak jumlahnya. Dan sekarang ini, saya sudah tidak tahu mereka di mana. Mungkin sudah di mana-mana,” pungkasnya.
384 Warga Indonesia Gabung ISIS
Saud Usman Nasution juga mengatakan, pihaknya mencatat ada sekitar 384 orang warga negara Indonesia, yang telah bergabung dengan gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dari jumlah itu, ada sekitar 57 orang yang telah meninggal dunia.
“53 orang meninggal karena tertembak dalam pertemuran dan juga penyergapan. Sementara 4 lainnya meninggal akibat bom bunuh diri. Mereka? semua tewas di Suriah,” ujar Komjen Saud.
?Saud mengaku dari total 384 orang warga negara Indonesia itu, sebanyak 207 orang diantaranya sudah berhasil diamankan. Baik itu dalam status tertangkap di Suriah, maupun yang tengah dan telah dalam proses deportasi ke Indonesia.
“Iya mereka terus dalam pengamatan kita. Kita akan pantau terus gerak-gerik mereka. Kita juga tengah mengupayakan untuk meminta agar pengadilan mencabut kewarganegaraan mereka yang terbukti bergabung ke Suriah,” terang Saud.
“Tapi kita tidak menutup kesempatan untuk mereka yang mau bertaubat. Kita akan rangkul dan akan kita berdayakan mereka. ?Kita ubah persepsinya, dan kita Beri keterampilan. Kita Dampingi terus, agar pandangannya tetap berpihak kepada negara. Bukan kepada kelompok radikal,” tutup Saud. (ozc)