I Can Speak Chinese Competition Digelar | Tingkatkan Kualitas Berbahasa Mandarin

FOTO I CAN SPEAK
Medan | Jurnal Asia
Guna melatih kemampuan berbahasa Mandarin, Yayasan Pendidikan Katolik (YPK) Don Bosco berkolaborasi dengan Yayasan Generasi Unggulan Bangsa menghelat I Can Speak Chinese Competition 2016 di Gedung Aula Budi Murni 1 Jalan Timur No 34 Medan, Sabtu (30/1).

Kompetisi tersebut diikuti siswa-siswi dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sejumlah sekolah yang mengikuti kompetisi ini diantaranya Budi Murni, ST Thomas, Antonius, ST Yoseph, Tri Sakti, Murni Victory dan Serdang Murni. Dengan juri kompetisi SD diantaranya, Joko Rusli, SS, Yoan Febri Siregar SS dan Junita. Kemudian juri SMP-SMA, Meliana Wijaya, Yoan Febri Siregar, SS dan Hana Evelyn, BA, SS SE.

Ketua Panitia Penyelenggara, Albertus Terry SE mengatakan, kompetisi di tahun kelima yang mengambil tema “Adcvance in Chinese Skills” diharapkan dapat menjadi wadah bagi siswa-siswi dapat berbahasa Mandarin secara aktif terutama dalam berbicara ataupun mendengar. Jadi, kata dia, setelah siswa-siswi mendapatkan pelajaran bahasa Mandarin di sekolah, agar lebih bersemangat lagi maka ada tempat untuk meluangkan kreativitas mereka.

“Pada kompetisi tahun ini, kita ingin lebih mengutamakan peningkatan mutu dalam berbahasa Mandarin. Untuk tingkat SD, perlombaannya berupa puisi dan bercerita, tingkat SMP, pidato dan lomba cepat tepat sedangkan SMA, menyanyi dan persentase,” katanya.

Menurutnya, bahasa Mandarin sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, apalagi ini sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Perusahaan asing ataupun dari Tiongkok bakal menggempur Indonesia, jika tidak membekali anak-anak dengan bahasa Internasional maka mereka tidak siap untuk bersaing.

Di sisi lain, sambungnya, dalam kehidupan sehari-hari bahasa Mandarin dianggap asing dan merupakan milik etnis Tionghoa. Padahal, ini merupakan pemikiran yang salah, terbukti banyak dari suku lainnya seperti Batak dan Jawa justru lebih mahir menguasainya.

“Bahasa Mandarin itu seperti bahasa Inggris. Kita ingin masyarakat Medan khususnya tidak lagi menganggapnya asing karena didaerah lain seperti Jakarta sudah banyak yang menggunakan bahasa Mandarin. Kita harapkan dalam kompetisi ini melahirkan semakin banyak anak-anak yang pintar berbasa Mandarin,” tandasnya.

Sementara, Kepala SD Budi Murni 1, Ir Edna Veronica Ginting MPd menambahkan, setelah mengikuti kompetisi ini tentunya mereka dapat lebih termotivasi dalam berbahasa Mandarin. Setiap tahunnya, sekolah yang memiliki mata pelajaran bahasa Mandarin selalu mengutus siswa-siswi mereka untuk bertanding dengan sportif di kompetisi ini.

“Di sekolah-sekolah yang tergabung di dalam Lembaga Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Medan (LPK KAM) yang awalnya bahasa Mandarin hanya 1 jam pelajaran per minggunya, saat ini kita sudah meningkatkannya menjadi 2 jam pelajaran. Mengingat hal ini sangat menunjang masa depan mereka,” tuturnya.

Ia menambahkan, semakin banyak bahasa yang dikuasai maka semakin banyak hal yang diketahui sebab bahasa adalah satu alat untuk berkomunikasi dan bahasa adalah cara untuk mempelajari kebudayaan. Dengan seringnya mereka mengikuti kompetisi maka menambah keberanian dan jiwa aktif dalam berbahasa Mandarin dan semakin cinta serta mempererat hubungan. (netty)

Close Ads X
Close Ads X