Jakarta | Jurnal Asia
Perusahaan Multinasional DuPont telah menunjuk Jim Guo, sebagai Managing Director DuPont Indonesia sekaligus menjadi Group Managing Director untuk ASEAN guna mendorong pertumbuhan bisnis di wilayah Asia Tenggara.
Menurut siaran pers dari DuPont yang diterima di Jakarta, Senin (11/1), Jim bergabung dengan DuPont sejak 1995 dan telah berpengalaman memimpin berbagai linis bisnis dan produksi DuPont.
Keahlian dan pengetahuannya yang luas dalam bidang manajemen strategi dan bisnis membuatnya dipercaya menjabat sebagai Managing Director untuk DuPont Indonesia sejak 2015 dan kini sebagai Group Managing Director untuk DuPont ASEAN.
Bersama penunjukkan Jim, DuPont juga mengumumkan telah menunjuk Farra Tirana Siregar sebagai Managing Director DuPont Singapore, Kelvin Tan Book Chai sebagai Managing Director DuPont Malaysia, Sittideth Sriprateth sebagai Managing Director DuPont Thailand dan Myanmar, serta Vu Tran Thanh sebagai Managing Director DuPont Vietnam.
Presiden DuPont Asia Pasifik, Tony Su berharap pemimpin yang baru ditunjuk akan membawa keahlian masing-masing dalam bisnis dan manajemen. “Hal tersebut didukung pemahaman mendalam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan menjembatani hubungan kami dengan pengguna produk dan layanan DuPont, serta meningkatkan pertumbuhan bisnis di kawasan ASEAN saat ini, dan di masa yang akan datang,” katanya.
Tony juga berterima kasih kepada para mantan “managing director” yang digantikan pejabat baru dan telah menunjukkan kepemimpinan yang kuat dalam mendorong pertumbuhan perusahaan di wilayah kerja masing-masing. “Kami berterima kasih atas kontribusi mereka yang tidak ternilai bagi DuPont, masyarakat dan negara tempat mereka mengabdi,” kata Tony.
DuPont beroperasi sejak 1973 di ASEAN dan telah hadir di delapan negara. Dengan penduduk yang diperkirakan akan mencapai 700 juta jiwa pada 2030, ASEAN dianggap sebagai kawasan yang penting bagi DuPont untuk mencapai pertumbuhan yang konsisten.
Potensi pertumbuhan bisnis utama DuPont di ASEAN antara lain pertanian berupa benih dan produk perlindungan tanaman, kelapa sawit dan produk turunannya, industri makanan dan minuman, minyak dan gas, industri elektronik, pengembangan energi terbarukan serta otomotif. Bisnis Dupont juga didukung riset yang matang sehingga apa yang diproduksi merupakan sesuatu yang memang dibutuhkan pada zamannya.
Tony Su mengungkap riset menjadi nafas perusahaan sehingga boleh dibilang perusahaan Dupont adalah rumah riset untuk dunia. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan menyisihkan laba usaha untuk riset yang melibatkan 10.000 peneliti dan ahli teknik.
Dana yang digelontorkan tahun 2014 mencapai 2 miliar dollar Amerika atau Rp28 triliun. Dana riset itu akan digunakan untuk mendukung ketahanan pangan di sejumlah negara termasuk negara ASEAN.
Ke depan, Divisi Agrikultur dan Nutrisi Dupont akan semakin memainkan peranan penting terbukti pada tahun 2008, divisi itu hanya menyumbang 26 persen pendapatan perusahaan, tetapi di tahun 2014 melonjak menjadi 43 persen dari pendapatan perusahaan. (ant)