Peternak Butuh Jagung Pakan 8,6 Juta Ton

Petani mengumpulkan jagung hasil panennya di kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (10/5). Sebagian petani di daerah tersebut memanen jagung sebagai bahan pakan ternak ayam dan dijual seharga Rp. 2.500 per kilogram. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/ed/pd/15
Petani mengumpulkan jagung hasil panennya di kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (10/5). Sebagian petani di daerah tersebut memanen jagung sebagai bahan pakan ternak ayam dan dijual seharga Rp. 2.500 per kilogram. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/ed/pd/15

Jakarta| Jurnal Asia
Kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pakan tahun depan diprediksi mencapai 8,6 juta ton, naik dari tahun ini yang dipatok sebesar 8,3 juta ton. Pemerintah tengah menata produksi dan harga untuk dapat memutuskan apakah diperlukan impor jagung.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan untuk tahun depan, pemerintah belum memutuskan berapa volume impor jagung untuk kebutuhan industri pakan. Saat ini beberapa faktor penentu impor tengah dikalkulasi.

“Sedang dihitung bukan hanya produksinya, konsumsinya, tetapi juga mengenai pembentukan harga, kualitas, dan ketepatan waktunya. Masih banyak PR yang harus dikerjakan, kalau ini semua tidak jelas, jangan langsung ambil keputusan ga bisa impor,” kata panggah di Jakarta, Kamis (10/12).

Panggah merujuk pada ketersediaan jagung yang selama ini diklaim surplus namun harga komoditas itu meningkat saat musim gadu. Saat harga meningkat, kebutuhan mengimpor jagung kerap mencuat.
“Katakanlah jagungnya memang tersedia, tapi bagaimana harganya? Bagaimana ketepatan waktunya? Kalau harga terlalu tinggi berarti suplai kurang, Kebutuhan itu faktornya banyak,” kata Panggah.

Dia mengaku impor jagung untuk pakan tahun depan berada di kisaran 3 juta ton dan selebihnya dipenuhi dari produksi dalam negeri. Adapun, untuk tahun depan, Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung sebesar 21,35 juta ton, naik dari tahun ini yang diprediksi sebesar 19,83 juta ton.

Selain itu, Panggah mencatat kebutuhan jagung untuk industri pangan tahun depan naik menjadi 5,21 juta ton dari tahun ini 4,96 juta ton. Kementerian Pertanian tengah berupaya mengendalikan impor jagung untuk kebutuhan pakan yang selama ini dinilai tidak mempertimbangkan masa panen di dalam negeri. Realisasi impor jagung tetap tinggi bahkan saat petani tengah panen.

Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Nandang Sunandar mengatakan pemerintah menginginkan skema impor jagung jangan sampai merugikan petani. “Jadi jagan sampai pengusaha tidak melihat produksi petani, produksi mereka harus diserap,” kata Nandang.

Adapun, dari data yang dihimpun Asoasiasi Produsen Pakan Ternak (APPI) dari anggotanya, produksi pakan ternak tahun depan diprediksi mencapai 16,5 juta ton. Untuk dapat memenuhi target tersebut, dibutuhkan sedikitnya 8,3 juta ton jagung dengan kadar air 14%. (bc)

Close Ads X
Close Ads X