Takut Dibunuh Ayah Relakan Anak Ditembak Mati Polisi

Medan | Jurnal Asia
Memaksakan kehendak untuk menjual rumah milik orang tua­nya di Jalan Selamat Ketaren, Per­cut Sei Tuan, seorang anak ke­­­r­ap mengancam hendak mem­bu­nuh ayahnya kandungnya sen­diri. Ini dilakukan sang anak ka­rena jerat narkoba. Takut ancaman itu terjadi, Marihot Pandiangan (63) datang melapor ke Polsek Percut Sei Tuan, Jumat (27/11).

Kepada Jurnal Asia, kakek yang sudah memiliki 17 cucu itu menuturkan, Pendi Pandiangan (36), anak ketiga dari 7 anak kandungnya tersebut kerap mengusik ketenangan serta keselamatan jiwanya. Ancaman hendak dibunuh menjadi san­tapan setiap hari bagi dirinya.

“Dulu anak saya itu sikapnya tidak seperti itu. Kini semenjak dia mengenal narkoba sikapnya sudah melewati batas kewajaran. Setiap hari saya dipaksa untuk memberikan uang kepadanya untuk membeli narkoba. Jika saya tidak memberi, saya di­ancam akan dibunuh. Saya takut hal itu nanti akan terjadi, karena di rumah itu saya tinggal sendirian semenjak ditinggal mati istri. Rumah si Pendi jaraknya tak jauh dari rumah saya,” tuturnya sembari menangis di kantor polisi.

Takut akan terjadi ancaman pembunuhan itu pada dirinya, dengan wajah penuh ketakutan dan langkah gontai, Jumat sore pria paruh baya itu mendatangi Polsek Percut Sei Tuan guna meminta perlindungan.

“Saya takut ancaman hendak dibunuh itu akan terjadi di saat saya tertidur. Baru-baru ini saya pernah dikejarnya pakai kayu balok lantaran keinginannya untuk me­minta uang tidak saya beri. Se­karang dia memaksa saya untuk menjual rumah yang kini saya tempati. Pendi dan istri­nya sama-sama pecandu narkoba, setiap hari mereka meng­gunakannya di dalam rumah,” sebutnya.
Marihot mengatakan, dirinya berkeinginan agar polisi cepat mengambil sikap sebelum aksi pengancaman pembunuhan itu terjadi. “Saya meminta agar pihak polisi secepatnya mengambil sikap. Saya juga sudah ikhlas kalau anak itu mati ditembak,” pintanya.

Sayang, karena prosedur laporannya tidak memenuhi syarat, pihak sentra pelayanan kepolisian (SPK) yang berjaga mengarahkannya untuk men­datangi dan membawa kepala lingkungan (Kepling) setempat dan kembali datang ke kantor polisi guna membuat laporan.

“Saya diarahkan polisi untuk men­jemput dan membawa ke­pling dan kembali ke kantor polisi buat laporan. Saya pulang dulu jemput kepling ya,” tutupnya sembari meninggalkan kantor polisi. (mag-05)

Close Ads X
Close Ads X